Mohon tunggu...
Azahra FatmaRamadhani
Azahra FatmaRamadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Diponegoro

Hello fellas! Let's see my Journey Here

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kotoran Kambing Jadi Emas: Mahasiswa Tim II KKN Undip Sulap Limbah Peternakan Jadi Pupuk Ajaib

22 Agustus 2024   22:00 Diperbarui: 22 Agustus 2024   23:40 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagak, 30 Juli 2024 - Mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro Semarang berhasil menggugah kesadaran masyarakat Desa Pagak, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen khususnya para peternak dan petani akan pentingnya pengelolaan limbah organik melalui pembuatan pupuk kompos.

Menurut informasi yang telah di dapat, masih banyak peternak di Desa Pagak yang membuang kotoran ternaknya begitu saja, bahkan, ada peternak yang membuang kotoran ternak di saluran air. Hal tersebut dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan lingkungan. Melihat permasalahan tersebut, Mahasiswa Tim II KKN Undip berinisiatif untuk memberikan pengetahuan mengenai pembuatan pupuk kompos dari limbah peternakan sebagai solusi yang efektif untuk mengurangi dampak negatif dari limbah peternakan.

"Pupuk kompos merupakan pupuk organik yang dibuat dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak yang sudah mengalami proses pelapukan. Dengan pembuatan pupuk kompos, limbah peternakan jadi lebih termanfaatkan dan dapat menambah penghasilan peternak," ujar Zahra, mahasiswa KKN Undip.

Tim II KKN Undip Desa Pagak 2024
Tim II KKN Undip Desa Pagak 2024

Sebanyak kurang lebih 20 peternak antusias mengikuti pelatihan dan demonstrasi langsung pembuatan pupuk kompos dari kotoran kambing. Dengan memanfaatkan bahan-bahan alami seperti molasess (tetes tebu) dan EM4, peserta berhasil membuat pupuk kompos berkualitas yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mengurangi dampak negatif limbah peternakan terhadap lingkungan serta meningkatkan perekonomian masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun