Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai penyebab kemunduran darI umat Islam di masa sekarang ini.
1. Dhafaul Aqidah (lemahnya akidah)
Lemahnya aqidah adalah penyebab utama dari kemunduran umat Islam saat ini. Akidah hanya dipahami sebatas sebuah keyakinan kepercayaan. Akidah hanya dipahami sebatas ingat yang dalam bahasa jawanya eling.Â
Padahal akidah yang dipahami generasi para sahabat tidak demikian. Akidah generasi para sahabat memiliki sebuah konsekwensi, memilik sebuah tuntutan yang kemudian mereka apliakasikan dalam kehidupan mereka.Â
Kualitas keIslaman kita sangat ditentukan oleh sejauh mana akidah itu terhujam dalam dada kita. Bukan ditentukan oleh berapa lama usia kita dalam Islam.
Dalam sebuh riwayat, pada suatu hari di kota madinah menghadap seorang pemuda madinah kepada Rasul yang mulia, meminta penjelasan tentang Islam. Setelah mendapat penjelasan tentang Islam dari Rasul Saw, iapun menyatakan keislamannya.Â
Setelah menyatakan keislamannya, tanpa diperintah ia langsung mengikuti saudara-saudara muslim lainnya untuk terjun ke medan pertempuran yang segera akan berkecamuk yaitu Perang Uhud. Dan dalam pertempuran tersebut ia terbunuh. Maka ia mati dalam keadaan syahid fii sabilillah.
Pasca pertempuran, Rasulullah Saw mengatakan kepada para sahabat-sahabatnya: "Wahai sahabat-sahabatku, maukah engkau aku tunjukkan kepada seseorang yang Allah berkenan memasukkannya ke dalam surga, padahal ia belum mengamalkan sesuatu apapun di dalam Islam." Para sahabat terkejut mendengar ucapan Rasulullah Saw ini.Â
Merekapun bertanya: "Bagaimana mungkin seseorang yang belum pernah mengamalkan seusatupun dalam Islam dimasukkan ke dalam surga?" Ternyata orang tersebut adalah Amr bin Tsabit bin Waqsyi.
Allah maha berkehendak, Dialah yang memasukkannya ke dalam surga. Para perawi hadis meriwayatkan bahwa usia, Amr bin Tsabit bin Waqsyi di dalam Islam tidak lebih dari 4 jam saja. Tetapi dengan kualitas kekuatan akidah, Allah berkenan memasukkanya ke dalam surga.
Lantas bagaimana dengan kita yang sudah tahunan berada dalam Islam?. Di sinilah perlunya kita terus mengkaji dan mempelajari Islam dimulai dengan masalah akidah. Kelemahan akidah umat Islam merupakan penyebab utama merosotnya umat Islam.Â
Umat Islam memahami akidah hanya sebatas ucapan. Tidak merasuk ke dalam kalbunya, apalagi teraplikasi dalam sebuah amal perbuatan yang nyata, sehingga segala tuntutan dan konsekwensi yang ada dalam akidah, tidak mereka laksanakan secara utuh.
Rasul yang mulia bersabda: "Laisal imani bittamanni wa la bittakhalli. Walakinnal imana ma waqara fi qalbi wa saddaqahul ama"l. (Iman itu bukanlah dengan angan-angan, tetapi ia bersemayam di dalam qalbu. Dan kemudian dibenarkan dengan sebuah aktivitas amal).
Bagaimana dengan kita saat ini? Kita sering mendapati orang yang sudah menyatakan syahadah, orang yang sudah menyatakan dirinya sebagai sorang muslim, tetapi kehidupannya tidak islami. Inilah yang Allah khabarkan kpada kita di dalam firman-Nya dalam surat 4 ayat 60.Â
Allah berfirman yaitu : "Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.
Sehingga kita sering menemukan khusunya wanita, misalnya ketika keluar rumah, mereka tidak menutupi auratnya. Berarti dia telah memutuskan satu urusan atau perkara yang tidak sejalan dengan perintah Allah. Padahal dia menyatakan iman kepada apa yang telah diturunkan kepada Rasul yang mulia.Â
Menyatakan keimanan tetapi masih memutuskan satu urusan atau perkara yang tidak sejalan dengan konsepsi Islam itu sendiri. Dan masih banyak lagi cara kehidupan kita yang belum mencerminkan nilai-nilai Islam yang sesungguhnya, disebabkan karena kita memahaminya dengan keliru.
2. Bu'dun 'anil Qur'an dan Sunnah (jauhnya dari al-Qur'an dan Sunnah)
Maksud jauh di sini bukan berarti jauh secara fisik, tetapi jauh dalam aplikasi. Tidak bisa dikatakan seseorang itu dekat dengan al-Quran karena ia selalu membawa al-Quran atau karena ia selalu membacanya, atau bahkan memperlombakannya, sehingga yang diperlombakan adalah bacaan bukan amalan. Namun yang dimaksud jauh dari al-Quran adalah belum diamalkannya secara utuh dalam kehidupan umat saat ini.
 Al-Quran diturunkan kepada manusia agar dapat mengangkat harkat dan martabat serta kemuliaan kita umat Islam. Rasul yang mulia bersabda: Innallah yarfa'u bihadzal kitab aqwaman, wayadhou bihi akhorin. (Sesungguhya Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (al-Quran) dan merendahkannya juga dengan kitab ini). Jadi rendah tidaknya atau mulia tidaknya kita, sangat tergantung sejauh mana interaksi kita dengan al-Quran.
Al-Quran merupakan sebuah cahaya yang terang benderang, sebuah obor yang dapat menerangi kehidupan kita. Sehingga jelas bagi kita, mana yang harus kita tempuh, dan mana yang harus kita hindari. Kalau hidup di bawah nungan al-Quran, maka keindahan dan kebahaigaan dalam kehidupan ini akan kita raih, serta kemuliaan pun akan kita dapatkan.
3. At-tafriqah (perpecahan)
Sebuah perpecahan di kalangan umat Islam yang hanya disebabakan kepada sebuah persoalan-persoalan sepele. Di sinilah kelemahannya ketika kita mulai mempelajari dari fikih ibadah. Kita mengetahui bahwa fikih ibadah itu banyak mazhab, sehingga kalau kita belajar Islam mulai dari fikih ibadah, maka yang terjadi adalah fanatik terhadap mazhab yang mengakibatkan menyalahkan orang yang berbeda mazhab atau pendapat.
Ketika ada orang shalat tidak berkunut, dibilang salah. Padahal berkunut dan tidak berkunut, dua-duanya benar. Yang tidak benar adalah orang yang tidak shalat. Selagi ibadah tersebut memiliki landasan hukum, kita harus bertoleransi dalam perbedaan masalah fikhul ibadah.Â
Terkadang perbedaan dalam cara shalat membuat kita berpecah belah. Berbeda dalam ibdah haji membuat pecah belah. Padahal di masa para sahabat, perbedaan tidak memecah belah kesatuan dan persatuan di antara mereka.
Rasul yang mulia pernah memerintahkan sahabat untuk menuju ke Bani Quraizah. Rasul bersabda: "Janganlah kalian shalat kecuali setelah sampai di Bani Quraizah."Â
Di tengah jalan masuk waktu shalat asar. Sebagian sahabat langsung berhenti dan menunaikan shalat asar. Sebagian yang lain tidak, mereka langsung menuju Bani Quraizah, dan baru menunaikan shalat asar menjelang shalat magrib. Ketika terjadi perbedaan seperti ini, mana yang benar.
Sahabat yang shalat ketika masuk shalat asar, mereka memahami bahwa qaul Rasul itu sebuah isyarat bahwa mereka dalam perjalanan itu harus bersegera dan tidak santai. Tapi kalau sudah masuk waktu shalat, ini adalah perintah Allah, maka ini harus segera dilaksanakan. Sementara sahabat yang lain yang shalat asar di Bani Quraizah memahami secara harfiah, apa yang dikatakan oleh Rasul yang mulia.Â
Dan ketika masalah ini dihadapkan kepada Rasulullah Saw, kedua belah pihak dibenarkan. Tidak ada satu pun yang disalahkan. Sehingga persatuan dan kesatuan di kalangan para sahabat tetap terjaga.
Musuh-musuh Islam senantiasa berusaha untuk memecah belah persatuan umat Islam, ada istilah politik belah bambu. Sebagian umat Islam ditekan habis-habisan dan sebagian diangkat.Â
Sehingga sebagian umat Islam dituduh sebagai teroris, dan sebagain umat Islam yang lain diagung-agungkan. Sehingga kita sendiri tidak bisa memberikan pembelaan terhadap saudara-saudara kita yang terzalimi. Padahal kita wajib membela dan mendukung semua saudara-saudara kita yang terzalimi.
4. Harokatul Irtidad (gerakan pemurtadan)
Adanya usaha pemurtadan yang dilakukan oleh konspirasi internasinal terhadap umat Islam adalah faktor eksternal yang menyebabkan umat Islam jauh dari ajaran Islam sehingga mengalami kemunduran dalam seluruh aspek kehidupan.Â
Sebuah gerakan pemurtadan yang sistematis, terorganisisr dengan rapi, termenej dengan baik, dan mereka tidak pernah berhenti untuk berusaha memurtadkan umat Islam sampai kita jauh dari nilai-nilai Islam, sampai akhirnya kehidupan kita pun terpuruk di dunia ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H