Kalau sekarang sih sudah migrasi pakai mobile banking. Lebih sederhana, hemat kuota, pemakaiannya juga lebih mudah. Fitur yang ditawarkan juga lengkap. Kalau kata iklan, kini semua dalam genggaman. Ya karena memang begitulah adanya. Saya juga tidak was-was, karena bank Syariah ada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan seperti bank pada umumnya.
Setelah membaca sebuah buku tentang perencanaan keuangan, saya sadar untuk mewujudkan keinginan saya tidaklah cukup dengan berbisnis, saya juga harus investasi di tempat lain. Salah satu jenis investasi yang saya pilih adalah deposito.
Memang, deposito bukan jenis investasi yang agresif. Imbal hasil yang diperoleh pun bisa dikatakan kecil. Alasan saya memilihnya lebih karena agar uang tersebut untuk saat itu tidak terpakai. Tabungan bebas saya ambil kapan saja, tetapi untuk deposito tidak bisa. Kala itu, saya ingin menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan saya di tahun berikutnya. Pilihan saya jatuh pada deposito di bank Muamalat.
Hal lain yang menjadi pertimbangan dan yang saya sukai dari bank syariah adalah saya bisa memperkirakan kisaran bagi hasil yang akan saya peroleh. Di situsnya, mereka menyediakan bagaimana cara menghitung bagi hasil yang akan kita dapatkan. Tiap tahun, mereka menyediakan laporan yang bisa kita cek sendiri.
Setelah empat tahun menggandeng bank Syariah sebagai partner saya dalam hal keuangan, beberapa pekan yang lalu, saya membuka lagi dua rekening di BNI Syariah. Mungkin teman-teman heran, kenapa saya membuka banyak rekening hanya untuk menyimpan uang?. Katanya mau irit, ini malah buang-buang duit, biaya administrasi malah jadi bukit. Hehe
Pembukaan rekening tabungan kali ini bukan untuk menyimpan uang pribadi saya. Tapi menyimpan uang suami dan ibu saya. Lha, kenapa tidak pakai rekening tabungan sendiri? Mungkin pertanyaan ini terlintas di benak teman-teman. Sini saya ceritakan kronologisnya.
Mulai tahun ini suami saya melanjutkan kuliah ke negeri seberang. Beasiswa yang diperoleh cukup besar bagi kami. Setiap bulan, selain menyisihkan uang belanja, suami saya juga mengirimkan uang tabungan untuk masa depan. Suami meminta saya membuka rekening khusus untuk dana ini di bank BNI. Karena menurutnya, sistem mobile banking bank tersebut bagus dan teman-temannya di sana banyak yang pakai. Tentu saja, sebagai istri yang baik saya nurut kata suami, apalagi diberi uang, istri mana sih yang bisa nolak? Hehe.
Saya bilang mau buka di BNI Syariah karena sudah merasa nyaman dengan bank ini. Suami pun mengiyakan. Itu satu rekening baru, satunya lagi untuk ibu. Kalau ini alasannya sederhana, ibu saya bukan tipe ibu-ibu metropolitan yang melek teknologi. Beliau tidak mau repot. Mulai bulan itu, uang beliau dipercayakan pada saya. Supaya uang itu tidak bercampur dengan tabungan pribadi, maka saya putuskan juga untuk membuatkan rekening khusus.
Begitu tatap muka dengan Customer Service yang cantik, mbak itu menawarkan dua pilihan. Yang kena biaya administrasi tapi ada bagi hasil, satunya lagi tidak ada biaya administrasi atau potongan tapi tidak ada bagi hasil. Sejenak saya bingung mau pilih yang mana. Kemudian saya teringat kalau ibu pernah mengeluh uangnya kena potongan seratus ribu lebih per tahun di tabungan lama. Beliau pikir uangnya bertambah, ini kok malah berkurang, hehe. Jadi, saya putuskan untuk memilih yang kedua.