Mohon tunggu...
Azavantania Ottoman
Azavantania Ottoman Mohon Tunggu... -

Sebagai seorang ibu rumah tangga, hidup ini seperti air mengalir, begitu pula saat menulis, apa yang terpikir tertuang begitu saja ....., walau tak sempurna namun terus berusaha......

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ajang Pencari Bakat Atau Belas Kasian Ya....

10 Oktober 2010   05:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:33 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ajang pencarian bakat sedang merebak ditanah air saat ini, yang  diselenggarakan oleh berbagai stasiun televisi swasta, dengan juri yang memberi penilaian sekaligus terkadang mengarahkan, dan pilihan akhir berdasarkan sms terbanyak untuk mencari calon pemenang yang terbaik, terkadang menjadi tanda tanya besar, apakah nanti yang akan menjadi pemenangnya adalah benar-benar seseorang yang pantas dan layak menjadi pemenang karna memiliki bakat serta kemampuan yang terbaik diantara para peserta lainnya. Karna kita semua tau bagaimana masyarakat Indonesia menentukan pilihan mereka terhadap orang yang menjadi idola mereka, tercermin dari bagaimana mereka memilih pemimpinnya.

Pada umumnya masyarakat memilih bukan berdasarkan kemampuan, prestasi, serta bakat yang benar-benar menonjol dan mengagumkan yang dimiliki seseorang, melainkan berdasarkan belas kasihan, rasa sependeritaan, rasa simpati, rasa kesukuan, agama atau ras, serta wajah yang tampan atau cantik. Misalnya orang yang susah, para pengamen, atau memiliki permasalahan dalam keluarganya, yang terzholimi atau terabaikan dsb, biasanya sengaja ditonjolkan sehingga mendapat banyak simpati karna belas kasian, tanpa memandang lagi kemampuannya sejauh mana. Selain itupula tiap daerah akan menjagokan calon idola yang berasal dari daerahnya masing-masing, tanpa mau melongok pada peserta yang berasal dari daerah lainnya yang mungkin lebih bagus, begitupula dengan agama yang sebenarnya tidak kaitannya dengan ajang pencarian bakat, terkadang dibawa-bawa pula dalam memilih siapa yang akan menjadi idolanya dsb dsb dsb. Masalah apakah bakat yang dimiliki benar-benar yang terbaik tidak menjadi prioritas lagi, walaupun judul sesungguhnya adalah ajang pencarian bakat, bukan ajang mencari simpati dsb. Tapi toh pada akhirnya siapa yang menjadi pemenang berdasarkan pilihan terbanyak sering kali mengecewakan dan tidak memuaskan kita, karna ternyata masih banyak yang lebih berbakat dan lebih pantas menjadi pemenangnya, namun karna kurangnya dukungan, serta pilihan masyarakat, membuat mereka akhirnya tersingkir. Memang tidak mudah untuk mengubah pola pikir masyarakat, karna semua itu sudah menjadi kultur yang mendarah daging.

Sesungguhnya, apabila kita berniat mengadakan sebuah ajang untuk benar-benar mencari bakat, bukan sekedar mencari keuntungan dari jumlah sms yang banyak saja, maka kita harus benar-benar selektif dalam memilih, tidak lagi berdasarkan kriteria-kriteria diatas tadi, melainkan pure benar-benar karna keunikan serta bakat yang miliki oleh seseorang, serta pantas jika disebut berprestasi, dan belum tentu bisa dimiliki oleh orang lain. Apalagi jika tujuan mencari bakat tersebut adalah untuk membawa nama Indonesia ke dunia internasional, serta dipersiapkan untuk bisa bersaing didunia. Maka tidak bisa kita hanya mengandalkan mereka yang terpilih hanya berdasarkan belas kasian, simpatik, rasa kesukuan, ras atau agama. Sementara diluar negri sana, orang-orang memilih calon idola mereka, benar-benar sportif berdasarkan kemampuan serta bakat yang dimiliki, tanpa embel-embel serta alasan lain dibelakangnya. Dan apabila kita tidak segera merubah cara pandang serta cara berpikir kita, maka selamanya kita tidak akan bisa maju, serta bersaing dalam kancah dunia, dan mengharumkan nama bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun