Perkembangan bahasa dalam dunia linguistik terjadi secara dinamis yang terus berkembang, termasuk linguistik transformasional. Linguistik transformasional tercipta karena perlu diadakannya suatu perubahan dalam tata bahasa agar lebih baik, misalnya dalam model semantik generatif, tata bahasa kasus, tata bahasa relasional, dan tata bahasa stratifikasi. Pada artikel ini akan dibahas mengenai tata bahasa kasus dan tata bahasa relasional dalam linguistik transformasional.
Pada tahun 1968, Charles J. Fillmore memperkenalkan tata bahasa kasus dalam karangan nya yang berjudul "The Case for Case" dalam buku Bach, E. dan R. Harms Universal in Linguistic Theory. Fillmore membagi kalimat dalam karangannya yang telah dibuat dalam beberapa bentuk, yaitu:
1. Modalitas yang terdiri dari unsur negasi, kala, aspek, dan adverbia.
2. Proposisi yang terdiri dari sebuah verba disertai dan kasus 1, 2, dan 3. Kasus dalam teori ini merupakan hubungan antara verba dengan nomina. Verba sama dengan predikat dan nomina sama dengan argumen.
Contoh:
Saran opened the door with the key.
Keterangan:
* Argumen 1 Sarah berkasus agent (pelaku).
* Argumen 2 door berkasus instrument (tujuan).
* Argumen 3 key berkasus object (alat).
Karangan yang dibuat oleh Fillmore direvisi pada tahun 1970 dan Fillmore membatasi menjadi beberapa kasus, yaitu:
1. Agent adalah suatu perbuatan yang dilakukan.
Contoh: perbuatan membawa suatu barang.
2. Experiencer adalah kata ganti orang yang mengalami suatu peristiwa.
Contoh: kata "Dia" dalam kalimat "Dia merasa bahagia".
3. Object adalah sesuatu yang dikenai suatu perbuatan.Â
Contoh: kata "masjid" dalam kalimat "Warga desa bersama-sama membangun masjid".
4. Source adalah tempat, keadaan, atau waktu yang sudah terjadi.Â
Contoh: kata "Surabaya" dalam kalimat "Mobil itu datang dari Surabaya".Â
5. Goal adalah keadaan, tempat, atau waktu yang ingin dicapai.
Contoh: kata "dokter" dalam kalimat "Siti bercita-cita menjadi dokter di masa depan".Â
6. Referential adalah sebuah acuan.
Contoh: kata "Raisa" dalam kalimat "Raisa sahabatku".
Selanjutnya dalam artikel ini akan dibahas mengenai tata bahasa relasional. Tata bahasa relasional tercipta sebagai tantangan terhadap asumsi dari teori sintaksis yang disampaikan oleh tokoh aliran tata bahasa transfomasi. Tokoh tersebut adalah yaitu David M. Perlmutter dan Paul M. Postal.Â
Berikut merupakan hasil karangan tokoh aliran tata bahasa transfomasi, yaitu:
1. Lectures on Relational Grammar pada tahun 1974.
2. "Relational Grammar" dalam Syntax and Semantics Vol. 13 pada tahun 1980.
3. Studies in Relational Grammar I pada tahun 1983.
Dalam teori tata bahasa relasional, setiap struktur klausa terdiri atas jaringan relasional (relational network) yang melibatkan beberapa macam maujud (entity), yaitu:
1. Seperangkat simpai (nodes) yang menampilkan elemen- elemen suatu struktur.
2. Seperangkat tanda relasional (relational sign) yang merupakan nama relasi gramatikal dalam hubungannya dengan elemen lain.
3. Seperangkat "coordinates" yang dipakai untuk menunjukkan tataran elemen manakah yang menyandang relasi gramatikal tertentu terhadap elemen yang lain.
Contoh kalimat yang terdiri dari satu tataran:
Nina memberi pulpen itu kepada saya.
Keterangan:
* Nomina Nina berelasi "subjek dari".
* Nomina pulpen itu berelasi "objek langsung dari".
* Nomina saya berelasi "objek tak langsung dari".
* Verba beri berelasi "predikat dari".Â
Contoh kalimat yang terdiri dari tiga tataran:
Saya diberikan pulpen itu oleh Nina.
Terdapat tiga bentuk atau konstruksi yang terlibat dalam kalimat tersebut, yaitu:
a. Konstruksi kalimat inti.
Contoh: Nina memberi pulpen itu kepada saya.Â
b. Konstruksi kalimat hasil transformasi datif.
Contoh: Nina memberikan saya pulpen itu.Â
c. Kalimat hasil transformasi pasif dari konstruksi datif.
Contoh: Saya diberikan pulpen itu oleh Nina
Relasi gramatikal pada kata beri, Nina, pulpen itu, dan saya disebut dengan suku (terms). Selain itu, terdapat relasi di luar kata beri, Nina, pulpen itu, dan saya yang disebut bukan suku (non-terms), seperti benefaktif, lokatif, dan instrumental.
Demikianlah penjelasan tata bahasa kasus dan tata bahasa relasional dalam sintaksis.
Sumber:
Abdul Chaer. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H