Pandemi Covid-19 di Indonesia yang belum kunjung usai sejak Maret 2020 hingga saat ini, menjadikan seluruh ruang dan gerak manusia terbatas. Dalam sektor pendidikan, solusi pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring tak selalu berjalan mulus. Hal tersebut masih banyak menuai pro dan kontra di berbagai pihak dan masih dianggap tidak efisien karena beberapa faktor seperti faktor teknologi, sarana dan prasana, internet, juga biaya. Temuan kasus penurunan kualitas belajar siswa atau learning loss sangat mungkin terjadi di masa pandemi. Bahkan, Bank Dunia memperkirakan penurunan hasil pembelajaran siswa di Indonesia akibat pandemi Covid-19 sejak 2020 hingga 2021 mencapai 0,9-1,2 tahun pembelajaran.
Dampak lainnya yang menjadi perhatian khusus pemerintah yaitu rendahnya minat baca peserta didik. Menilik Skor Programme for International Student Assessment (PISA), dalam kategori kemampuan membaca, sains, dan matematika, skor Indonesia tergolong rendah karena berada di urutan ke-74 dari 79 negara. PISA merupakan program tiga tahun sekali yang digagas oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) untuk mengukur kompetensi belajar peserta didik global. Kondisi ini diperkirakan tidak hanya akan mempengaruhi daya saing pendidikan secara global, tapi juga mengakibatkan kerugian besar bagi masa depan Indonesia.
Menimbang kondisi pendidikan di Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kampus merdeka pada dasarnya menjadi sebuah konsep baru yang membiarkan mahasiswa mendapatkan kemerdekaan belajar di perguruan tinggi. Dalam upaya menyelaraskan program dan kegiatan pada kebijakan dan agenda Kemendikbud, juga dalam rangka penguatan implementasi kerja sama SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) dan Dinas Pendidikan Provinsi di Indonesia, SEAQIL menggagas Klub Literasi Sekolah (KLS) untuk sekolah mitra dengan fokus pemajuan literasi di lingkungan sekolah juga menjadi gagasan inovatif dan solutif dalam upaya menyikapi nilai PISA membaca siswa Indonesia yang masih rendah. Dalam konteks literasi yang dinamis menghadapi era disrupsi, SEAQIL menempatkan KLS sebagai salah satu upaya dalam menunjang kecakapan hidup melalui peningkatan kompetensi siswa dalam kecakapan berliterasi secara tulis atau tutur dan kecakapan abad Ke-21 (berpikir kritis, berkolaborasi, bertindak kreatif, dan berkomunikasi).
SEAQIL melibatkan sekolah mitra di bawah binaan enam Dinas Pendidikan Provinsi di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Kalimantan Barat, D.I. Yogyakarta, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur. SMAN 1 Kalasan menjadi sekolah penempatan penulis sebagai mahasiswa pendamping peminatan karya sastra. KLS diselenggarakan sebagai kegiatan ekstrakurikuler satu kali per minggu selama tiga bulan atau setara dengan 14 kali pendampingan efektif oleh mahasiswa dengan pihak sekolah mitra. KLS dilaksanakan melalui moda daring dengan menggunakan platform Zoom yang mengakomodasi kegiatan KLS oleh mahasiswa, guru, dan siswa. Semua komponen tersebut saling mendukung ketercapaian tujuan KLS.
Adapun hasil produk atau karya KLS yang diselenggarakan di SMAN 1 Kalasan yakni dalam peminatan karya sastra berupa jurnal bacaan, cerpen, dan kolektif antologi cerpen. Lalu peminatan jurnalistik berupa artikel, dan kolektif bulletin. Kemudian peminatan drama berupa video story telling.
Keterlaksanaannya program KLS memberikan banyak manfaat bagi semua pihak yang terlibat, khususnya bagi para siswa dan mahasiswa pendamping. KLS dapat menjadi wadah bagi siswa untuk berekspresi dan mengaktualisasi penggunaan bahasa asing dalam konteks kehidupan nyata serta dapat menjadi alternatif bagi sekolah maupun siswa dalam menunjang kegiatan ekstrakurikuler alternatif siswa selama pandemi Covid-19. Lebih lanjut, bagi mahasiswa, KLS menjadi wadah untuk merealisasikan kebijakan Kampus Merdeka dan bentuk pengabdian kuliah kerja nyata tematik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dimana mahasiswa dapat berkolaborasi dan berinovasi aktif dalam mengimplementasikan ilmu di dunia kerja demi kemajuan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H