Mohon tunggu...
Ayu puspita lestari
Ayu puspita lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

RUANG OPINI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Body, Beauty, and Sex Konotasi yang Selalu Lekat dengan Perempuan

5 Juli 2023   11:52 Diperbarui: 5 Juli 2023   12:01 2624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan selalu menjadi isu menarik untuk dibincangankan dalam society. Perempuan diibaratkan berlian.  yang tak pernah bosan untuk di bicarakan. Eksitensinya seakan selalu mengundang perhatian.  Hali ini pun menyebabkan banyaknya kontruksi terhadap perempuan dalam berkehidupan di society.  Perempuan juga lekat dengan simbol-simbol yang di bentuk oleh society, seperti simbol  yang mengkonotasikan terhadap wanita itu sendiri. Salah satunya  bentuk tubuh. Hal ini sudah  dianggap  biasa karena sistem ini sudah berlangsung lama, dan bahkan bentuk tubuh wanita ada dalam kontruksi hukum dimana lahirnya aturan aturan yang memberikan pengawasan atau batas terhadap bentuk tubuh wanita.

Pada akhirnya perempuan selalu melekat dengan "konotasi" sehingga menciptakan ruang yang sempit dalam mengekpresiakn diri, terutamanya dalam hal bentuk tubuh dan perihal sex.

Gabungan antara body,beauty, dan sex  tiga hal ini di gambarkan pada perempuan. Lalu bagaimana pandangan bahwa perempuan memang selalu digambarkan/dikonotasikan  akan body,beauty dan sex ??

Seakan perempuan hanya memang alat untuk memenuhi nafsu dari kaum pria melalui ketiga hal tersebut !!

Jelas perbedaan antara body/bentuk tubuh antara laki-laki dan wanita. Tetapi society menggambarkan body/bentuk tubuh  wanita dengan pandangan yang berbeda. Anggapan bahwa  bentuk tubuh wanita bukan sepenuhnya milik dia. Sehingga menyebabkan terbentuk sistem standar-standar yang harus di miliki oleh wanita dalam bentuk tubuhnya. Pengkelompokan bentuk tubuh terhadap wanita pun ada seperti bentuk jam, sendok, jambu yang ditunjukan pada bentuk tubuh wanita. Tentunya hal ini membuat dampak/ pengaruh terhadap perempuan itu sendiri.

Kontruksi ini pun diperparah dengan memasukan adanya nilai-nilai yang tidak make sanse untuk menjadi pendukung bahwa pengkelompokan pada bentuk tubuh wanita itu wajar adanya.

Sistem pengkelompokan ini pun menyebabkan para wanita tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya sendiri  sehingga timbul Ketidakpuasan terhadap tubuh atau Body Dissatisfactin. Pengkelompokan ini pula menimbulkan standar-standar yang diterapkan dalam society  menjadikan adanya acuan dalam bentuk tubuh wanita. Pada akhirnya banyak wanita yang tidak dapat menerima bentuk tubuhnya sendiri, merasa kurang percaya diri sehingga membandingkan dengan wanita lainnya.

Selanjutnya wanita selalu dikonotasikan dengan beauty, bahkan dengan adanya acara-acara kecantikan secara tidak langsung mengkampanyekan beauty yang sudah distandarisasikan. Bukan rahasia lagi jika memang beauty di identikan dengan wanita terutama terkait beauty about face. Hal ini juga di dukung oleh media massa mengiklankan produk-produk kecantikan mereka yang disimbolkan wanita berhidung mancung,berkulit putih, tinggi sepapai. Suatu hal yang justru tidak semua wanita terlahir seperti itu, tetapi akibatnya memnjadikan para wanita ingin memiliki beauty  yang sudah distandarkan. Bentuk tubuh serta beauty dua hal yang sangat lekat dengan kehidupan wanita, sehingga melahirkan proses yang tidak relevan untuk diterima oleh para wanita.

 Satu hal lagi yang sangat lekat dengan wanita yaitu tentang "Sex" iyap relasi antara bentuk tubuh serta beauty ini menimbulkan pengaruh tersendiri terhadap sex itu. Masih tidak jarang jikalau melalui bentuk tubuh dan beauty yang dimiliki wanita itu membentukkan lekat  kalimat sex. KENAPA BISA BEGITU," konon memang dari bentuk tubuh dan beauty nya seorang wanitalah yang dapat membangkitkan para laki-laki dalam hal seksual.

"Bentuk Hiasan" kalimat yang disematkan pada wanita memang ada nyatanya. Anggapan bahwa perempuan memang seperti hiasaan itu nyata adanya. Melalui standar yang sudah diciptakan sejak dulu untuk menkontruksi bagaiamana wanita harus memiliki bentuk tubuh tentu hal ini secara tidak langsung mendukung anggapan atau menyimbolkan wanita dengan sesuatu untuk dapat menarik perhatian lawan jenis.

WANITA......

sejatinya juga manusia  seharus dapat bebas melakukan apapun untuk tubuhnya. Tidak ada konotasi,simbol yang diterapkan untuk wanita. Selain itu sudah tidak sepantasnya soecity menstandarkan fisik wanita hanya untuk dijadikan bahan perhatin. Karena bentuk tubuh wanita bukan hiasan untuk menarik secara seksual lawan jenis serta tidak untuk distandarkan layaknya barang.

Tubuh wanita bukan makanan yang akan selalu siap dimakan oleh para laki-laki......

            Wanita juga bukan hiasan yang harus tampil indah dipandang mata......

Wanita itu layak untuk mendapatkan kebebasan atas tubuhnya sendiri....

            Tidak pantas rasanya untuk membelenggu kebebasan wanita dengan menstranrisasikan bentuk tubuhnya.....

          

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun