Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Ayyubi
Muhammad Irfan Ayyubi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Bapak dua anak yang percaya kalau ganti popok tengah malam itu lebih dramatis dari adegan sinetron. Rajin menulis di tengah chaosnya kehidupan. 📕Berkelahi dengan Kelam Malam, Menanti Datang Pagi Terang (2024) 📕Perempuan dengan Awan Gelap di Wajahnya (2024)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menanti Pintu Terbuka

11 Januari 2025   07:34 Diperbarui: 11 Januari 2025   07:34 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelopak bunga jatuh berhamburan
Jatuh ke selokan kotor
Susah payah menjumput
Dan kurangkai
Apakah ada guna menempelnya pada  
Tangkai-tangkai yang nyaris busuk?
membalutnya dengan pita senada warna

Biar saja,
Kan kubawa persembahan kurang ajar ini
 ke hadiratmu
Sambil melantunkan puja-puji
Memberanikan diri
Mengetuk pintu dengan tanda "tutup" tergantung di muka
Dalam malam-malam sunyi seperti ini.

Akankah ia kan mekar seperti mula?
Kapankah kiranya jam buka?
Belum kudapati celah
Bahkan segaris tipis saja
Belum jua terbuka
Pintumu masih tertutup

Aku tak tahan wangi kopi
Yang kau seduh
Dengan air
Dari telaga Al Kautsar
Beri aku setetes saja, atau setengahnya  Bolehkah kiranya?

Itu Dongeng! Kata mereka.


(2025)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun