Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Ayyubi
Muhammad Irfan Ayyubi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Bapak dua anak yang percaya kalau ganti popok tengah malam itu lebih dramatis dari adegan sinetron. Rajin menulis di tengah chaosnya kehidupan. 📕Berkelahi dengan Kelam Malam, Menanti Datang Pagi Terang (2024) 📕Perempuan dengan Awan Gelap di Wajahnya (2024)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tak Apa

24 Desember 2024   14:09 Diperbarui: 24 Desember 2024   14:09 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kawan, barangkali kita mesti mencoba sesekali
menumpahkan air kopi ke tanah,
minum secangkir teh hangat,
di dalam reruntuhan kastil yang dahulu pernah berdiri megah.
Di mana kita bisa memandang terbitnya matahari
atau mungkin kita bisa  menerka relief yang digurat pada dinding-dinding candi,
menghirup aroma melati

mari kita potong beberapa bawang,
mencampurnya dengan jeruk nipis, merendam otot-otot kaku kita semalaman,
dan dengannya kita hapus kerut wajah yang garang.
supaya kita tidak melulu sok menjelma karang
menjawab: ringkih yang mereka bilang

tak apa, bila kau ingin gali kubur emakmu, berlindung meringkuk di antara belulangnya,
tak apa bila  di balik tembok sarungmu, kau kenakan cangcut berenda
tak apa

Pondok Ranggon, 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun