Di negeriku, terik menyengat, keringat mengucur serupa roket-roket meluncur di langit Gaza
Menghajar kezaliman yang tak dapat lagi diperbincangkan dalam meja-meja
Wakil ku tak mendengar
Malah sibuk mengamini hutang, bancakan, bagi-bagi jatah demi keuntungan pribadi terus dikejar
Wakil ku sat-set, Â bagai kapal-kapal perang menuju ke perbatasan
Respon untuk memperpanjang perbudakan
Inilah keringatku! Yang menetes di jalan-jalan
Bentuk perlawanan paling kongkret
Sebab nasib kita tak dapat digantungkan pada ritual colak-colok gambar partai maupun foto-foto penipu ulung saban beberapa tahun sekali
Apakah bisa minta pengayoman perkara perut lapar? Anak-anak kurang gizi, juga masa depan generasi?Â
Sementara untuk mempertahankan sejengkal tanah yang diwariskan turun-temurun saja harus nyawa yang ditukar? O betapa mahal!Â