Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Ayyubi
Muhammad Irfan Ayyubi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Seorang bapak yang mengumpulkan kenangan

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Tole Ngobyek

19 Agustus 2022   12:53 Diperbarui: 19 Agustus 2022   13:03 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Ketika Pak Supono minta tolong dibelikan sebungkus rokok, Tole dengan senang hati jalan kaki sampai warung depan. Tapi rasa-rasanya lama betul, bocah itu pulang ke rumah. Pastilah dia ngelayap dulu, batin Pak Supono. Pak Supono jadi gelisah karena mau membaca buku, kopi sudah jadi, tapi nggak ada rokoknya. Bibirnya klomat-klamut sambil makan angin. 

Setengah jam berlalu. Akhirnya yang dinanti datang juga. Terdengar salam Tole dengan berteriak dari depan pagar. Sesampainya kembali di rumah, Pak Supono protes, kenapa tidak dibelikan sesuai merek rokok seperti biasanya. Sudah lama. Tidak sesuai pesanan. 

"Loh, Bapak tadi minta belikan apa?" tanya Tole ketika Bapaknya protes.

"Rokok." 

"Lha, itu apa? Permen?"

"Yaampun Tole, kamu kan tahu rokok Bapak. Kenapa bukan Gudang Beras Merah?"

""Bapak sih, brendit orientit. Aku kan belikan sesuai kebutuhan bapak. Rokok. Kan?"

"Loh ya, kamu itu. Bren itu sudah pasti terjamin."

"Terjamin apanya?"

"Ya kualitas. Pokoknya gampangnya rasanya enak. gak cepat habisnya, awet. Kamu nggak akan ngerti."

"Loh, Bapak itu ya, aku sudah lama-lama beli, nggak disyukuri."

"Loh? Kamu kan lama karena ngelayap dulu."

"Enak aja!"

Tole menceritakan penyebab mengapa ia begitu lama. Anak itu rupanya bukan pergi ngelayap. Sesampainya di warung, ia sempat meminta rokok Gudang Beras Merah. Tapi dipikirnya, sekarang harganya lebih mahal daripada biasanya. Jadi, ia meminta Mbak Yun milihkan rokok yang murah, rendah nikotin dan tarnya. Diceknya bungkus rokok itu satu per satu.

"Dipilihkan yang murah, rendah nikotin dan tarnya kok malah protes, tidak tahu berterimakasih!"

"Ngapain segala dipilihin, kan bapak nggak minta."

"Bapak, ini adalah yang terbaik buat Bapak. Biar Bapak nggak cepet mati."

"Hidup itu selalu ada resikonya. Berani hidup kok nggak berani mati."

"Pokoknya, begitu. Semua sudah melewati bermacam pertimbangan. Barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan lagi. Masih bagus aku nggak kabur dan jajanin duit Bapak buat beli kuota."

"Lalu mana kembaliannya? Kan kamu sudah dapat jatah dua ribu."

"Idih, hari gini dua ribu? Pelit amat. Semua-mua naik. Uang lelahnya juga naik. Kalau Bapak beli sendiri, pasti malas jalan, naik motor, bebeem susah. Nih kembalian rokok Bapak Udah jadi ini lah!" seru Tole sambil memperlihatkan kresek berisi bermacam jajanan. 

Pak Supono berpikir. Bocah ini kalau dewasa, berbahaya bila jadi pemenang tender pengadaan barang dan jasa. Rakyat butuh yang berkualitas malah dikasih yang murah-murah. Alasan bisa dicari, yang penting lebih banyak jatah buat dirinya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun