....Malam itu ia tak pulang, tak hendak berjumpa orang, hanya ingin ditemani bebayang harimau di kepala. Ia pergi ke surau menjelang tengah malam dan berbaring di sana,...
     ....Sejak masa kanak ia telah sering tidur di surau, selain di pos ronda, barangkali lebih banyak daripada mondok di rumahnya sendiri....
     ....Malam itu ia bermimpi tentang putri jin yang keluar dari mata air, mengajaknya kawin....
     .....Lalu bangun di pagi hari, dengan harimau putih rebah menjejernya. Begitulah awalnya... (Hlm. 54)
     Â
     Jelas sekali dapat diketahui bahwa dari data di atas, memperkuat bukti kemunculan harimau Margio itu terjadi ketika ia pergi dari rumah dan berharap mendapatkan sesuatu untuk mengalihkan perasaan tidak nyaman/kecemasan ego tak dapat memenuhi dorongan id. Diasumsikan pula, bahwa perasaan ketidaknyamanan itu sudah dirasakan Margio sejak kecil.
- Â Â Â Â Â Â Terjadinya Represi
     Represi yang terjadi pada kepribadian Margio dapat dibuktikan dari penggalan narasi berikut.
     Data 08:
     Rasa cinta yang tak kepalang pada ibu dan adiknyalah, barangkali yang telah menahannya dari kemarahan.... ia tak bisa mengelak dari kenyataan bahwa Komar bin Syueb tetap tiang bagi mereka, tak peduli betapa keropos dan limbungnya tiang itu...
     Margio hanya tahu, bahwa ia ingin menghabisinya...      Â
     ....usaha yang lebih membuatnya menderita adalah upaya untuk meredam kehendak itu, didorong harapan udik bahwa segalanya akan baik dengan sendirinya... .(Hlm. 55)