Pikiran itu datang sekonyong-konyong, semacam wahyu cemerlang yang meletup di otaknya. Ia bilang ia ada isi di dalam tubuhnya,..... menggelosor keluar dan mengajak dirinya membunuh Anwar Sadat. Sesuatu itu sangatlah kuat, ia berkata pada polisi, sehingga ia memang tak butuh senjata apapun.  (Hlm. 32)
Â
     Kakinya membawa ke sel tersebut, berdiri di pintu menatapnya menggigil di dipan, dan berharap menguak rahasia tersembunyi ia bertanya, tapi suaranya lenyap oleh kegetiran berat, sebelum Margio menoleh dan mengerti
 "Bukan aku," kata Margio tenang dan tanpa dosa. "Ada harimau di dalam tubuhku." Â
    Â
     Data di atas pada halaman 32  menjelaskan peran pikiran-pikiran, impuls-impuls dari wilayah id yang menunjukkan bahwa pikirannya tersebut ada pada dorongan id agresif yang menimbulkan kecemasan dan pada selanjutnya ego membentuk mekanisme pertahanan diri berupa pengalihan, dalam hal ini terwujud "harimau" dalam pengakuannya ketika diinterogasi polisi. Bila dikorelasikan pada data 01, yang menjelaskan ada perasaan cemas dalam dirinya yang berhubungan dengan ego dari desakan id, sementara nalurinya berkata ingin membunuh, juga ada peran superego pada dirinya dalam anggapan bahwa membunuh itu adalah sesuatu yang memalukan atau amoral, hal itu ditekannya pada alam bawah sadar, dan egonya mendorong untuk mengalihkannya dalam bentuk sesuatu yang lain yaitu menganggap bahwa ada harimau di dalam tubuhnya.
Selanjutnya akan diuraikan narasi pada data 02, bagaimana wilayah id Margio berperan untuk mendorong ego saat  membunuh Anwar Sadat. Narasi berikut ini akan mendeskripsikan pikiran-pikiran margio :
    Â
     Data 02:
     Pikiran itu datang sekonyong-konyong, semacam wahyu cemerlang yang meletup di otaknya. Ia bilang ia ada isi di daam tubuhnya,..... menggelosor keluar dan mengajak dirinya membunuh Anwar Sadat. Sesuatu itu sangatlah kuat, ia berkata pada polisi, sehingga ia memang tak butuh senjata apapun.  (Hlm. 32)
Â