Karya sastra, selalu, menurut saya pribadi, memiliki hal yang tidak pernah habis untuk dikaji. Meskipun bagi kebanyakan orang hal itu buang-buang waktu dan tidak berguna di jaman 4.0 ini, nyatanya, hal yang membuang waktu dan tidak berguna itu, amat sangat saya sukai. Hal itu bukan semata-mata karena saya nggak punya kerjaan, namun memang mengasyikkan. Meski kesannya sotoy, tapi, biarlah saya belajar setidaknya bisa bermanfaat bagi diri sendiri, bila kemudian bisa bermanfaat bagi orang banyak, itu cuma bonus. Bila kemudian banyak terdapat kesalahan dalam tulisan ini, saya harap mohon kritik dan sarannya.
Seorang Tokoh dalam karya sastra selalu memiliki keunikan, yang ternyata dalam Buku Teori Fiksi, Karakter merujuk pada percampuran dari berbagai kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip moral dari individu-individu. (Stanton, 2012: 33). sementara, Alasan seorang karakter untuk bertindak sebagaimana yang ia lakukan dinamakan 'motivasi' (Stanton, 2012: 33).
Alasan menganalisa dengan berfokus pada tokoh Margio dalam novel Lelaki Harimau, dikarenakan saya tertarik dengan dinamika kepribadian yang ada dalam tokoh tersebut untuk jadi pembelajaran bagi pembaca bagaimana segala tindakan dan pikiran seseorang jika dikaji dengan ilmu psikoanalisis, dalam hal ini akan mengkaji karya satra menggunaan pendekatan psikologi sastra. Psikologi sastra adalah telaah karya sastra yang diyakini mencerminkan proses dan aktivitas kejiwaan (Minderop, 2013: 52) sementara yang akan digunakan adalah teori psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Bila dideskripsikan, menurut Wikipedia (2018), Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan Para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Selanjutnya, pertanyaan yang akan menjadi biang korek permasalahannya adalah Bagaimanakah dinamika kepribadian tokoh Margio pada novel Lelaki Harimau jika dikaji menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud?
Sebelum melakukan analisis terhadap si tokoh yaitu Margio menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud, saya akan memberikan ulasan singkat tokoh yang akan dikaji, agar mendapatkan gambaran besar tokoh yang akan dikaji dalam plot novel, agar kita bisa memahami lebih jelas.
Margio adalah seorang pemuda yang diceritakan pada awal cerita dalam novel telah membunuh seorang laki-laki paruh baya bernama Anwar Sadat dengan cara menggigit batang lehernya sampai putus. Motif pembunuhan itu dalam plot disebutkan adalah hanya karena desakan Margio pada Anwar Sadat, agar Anwar Sadat menikahi ibunya yang bernama Nuraeni. Desakan Margio karena telah mengetahui bahwa selama ini Nuraeni yang bekerja menjadi asisten rumah tangga di rumah Anwar Sadat telah berhubungan badan berkali-kali dengan Anwar Sadat. Nuraeni melakukannya dengan sukarela tentu saja, karena itu, ia mendesak Anwar Sadat untuk menikahi ibunya tersebut. Namun Anwar sadat tidak memiliki keinginan untuk menikahi ibunya dan menyatakan bahwa Anwar sadat hanya melakukan hubungan badan tersebut hanya karena gairah seksual semata bukan karena perasaan cinta pada ibunya. Hal itu tentu membuat Margio marah dan langsung membunuh Anwar Sadat. Margio melakukannya dengan menggigit batang leher Anwar Sadat karena di dalam cerita dikatakan bahwa ia memiliki semacam "makhluk ghaib" yang berwujud harimau di dalam dirinya. Harimau ghaib ini dijelaskan dalam plot novel didapatkan dari warisan kakeknya.
Setelah menjelaskan secara singkat garis besar cerita tokoh Margio dalam plot novel, maka selanjutnya kemudian baru kita kaji bersama bagaimana kepribadian dari Margio berdasarkan pikiran atau tindakan yang dilakukan Margio berhubungan dengan motif pembunuhan tersebut yang akan dikaji secara tinjauan psikoanalisis bagaimana dinamika yang terjadi pada kepribadian Margio, bagaimana porsi id, ego dan supergo tokoh Margio bekerja, dan apa saja yang memengaruhi tokoh bertindak dan berfikir dalam novel Lelaki Harimau  menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud.
Pada dasarnya kita harus sama-sama mengetahui, Dalam psikoanalisis Freud, bagian yang paling primitif dari pikiran adalah das Es atau "Sesuatu"/"itu" (it), yang hampir selalu diterjemahkan sebagai id. Bagian kdua adalah das Ich, atau "saya" (I) yang diterjemahkan sebagai ego; dan yang terakhir adalah das Uber-Ich atau "saya" yang lebih, yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai superego (Jess Feist dan Gregory J. Feist, 2014:31)
     Seperti yang didesripsikan menurut (Jess Feist dan Gregory J. Feist, 2014:31) pada dasarnya, manusia bertindak selalu berdasar pada dorongan-dorongan yang berada dalam wilayah id. Dalam hal ini, wilayah id dalam tokoh Margio memiliki peran sentral dalam pembentukan kepribadian sehingga menghasilkan motif untuk membunuh Anwar Sadat yang dilaksanakan oleh ego dari tokoh Margio.
- Latar belakang dorongan dari id yang bersifat agresif dari tokoh Margio
     Pertama-tama kita akan menelusuri latar belakang pada segala lakuan Margio. Apa sebenarnya motivasinya bertindak? Hal ini berguna untuk mempelajari, kemudian di analisa dan pada akhirnya akan mendapat benang merah bagaimana dinamika kepribadian yang terjadi pada diri Margio dalam cerita. Â
     Dijelaskan pada bagian-bagian awal setelah narasi panjang tentang riwayat Anwar Sadat, beberapa saat sebelum Anwar sadat dibunuh, Margio memiliki tindak-tanduk yang aneh. Hal tersebut dijelaskan dalam Data berikut.