Manusia-manusia kurang baik kualitasnya, populasinya juga semakin sedikit karena motor-motor besar milik korporasi-korporasi raksasa internasional itu menangkap manusia daam jumlah besar-besaran.Â
Sementara itu, budidaya manusia juga kurang, malah dieksploitasi habis-habisan. Juga masalah peledakan rumah-rumah manusia dengan bom oleh oknum ikan-ikan tak bertanggungjawab.Â
Ya makin tahun, tangkapan manusia selalu berkurang. Pencurian manusia oleh negara-negara asing juga. Susah sekali dapat manusia belakangan ini, Daratan dekat Segararejo itu sudah banyak sampah, daging manusia banyak yang tercemar limbah industri pula.Â
Bila dapat hasil tangkapan manusia, Hiu-Hiu tengkulak itu bukan main kejamnya, membeli manusia hasil tangkapan Tongkol dengan harga murah. Haduh-haduh. pusing kepala Tongkol dengan semua ini.Â
Demi merasakan keresahan sang suami, Tunawati menjerang air di dapur, membuatkan kopi dengan sisa setengah sendok bubuk di setoples plastik itu.
"Ocehan Bapak jangan dipikirkan ya, Mas," Ucap Betina itu sambil siripnya mengusap kepala Tongkol.
"Maaf ya Ti, Mas ndak guna ya jadi Suamimu?"
"Hush, istighfar mas, belum sembahyang Ashar kan sampean? Hayuh, itu kopi diseruput, lalu lekas sembahyang dulu."
 Tongkol manut. Menghisap kopinya lalu masuk bersama istrinya ke dalam karang.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI