Now, tinggal ditempat super duper jauhnya dari budaya berbahasa inggris. Tentu tak mudah. Nilai TOEFL 600 tak menjadi jaminan anda bertahan tanpa tahu bahasa pribumi penduduk sini. Hah, benar ,orang Brazil totok bahasa Portugis tanpa tedeng aling-aling, mungkin hanya di tourist info anda bisa menemukan petugas dengan bahasa inggris fasih dengan disertai brosur-brosur berbahasa sama. I was live for 3 months now, sempat keteteran dan menjadi alien saat pergi ke pasar atau taman. Masjid merupakan perkecualian untuk menjadi beruntung. Banyak orang-orang dari berbagai bangsa nyungsep disana, tentu saja berbekal bahasa internasional dan sedikitnya sekali seminggu (pas sholat jum´at) saya bisa bercakap-cakap dengan leluasa. Tapi saat anda mesti berburu sayur dan kawan-kawannya, tak bisa berbahasa sini sungguh dilema.
(Sumber: languageexchange.org)
Saya mempelajari bahasa portugis sejak saya aktif di sosmed dan mempunyai beberapa teman dari Brazil, seorang teman dari Brasilia saat itu menyarankan saya ikut belajar bahasa di busuu.com sebuah tempat belajar online dengan reading, writing dan listening, cukup membuat saya tahu pelafalan bom dia (baca: bong jia) yang berarti selamat pagi. Lama-lama karena tidak praktek langsung dan teman-teman juga lebih senang memakai bahasa inggris membuat saya cepat melupakannya. Dengan pengetahuan minim tentang bahasa nasional Brasil (Portugis) kelak  saat saya sampai sini, mengerti betapa sulitnya untuk berkomunikasi. Di Indonesia, tv yang memuat channel cartoon network, geographic channel, cinemax, dan channel luar lain masih disiarkan dengan bahasa asli dengan translate mengalir disetiap pembicaraan. Nyatanya sangat sulit menemukan channel tv sekelas mereka di Brazil yang disiarkan dengan bahasa asli, hampir semua telah di alih bahasa menjadi bahasa portugis, tentu bagi saya ini adalah shock tersendiri. Di awal-awal saya pergi ke taman, duduk menyendiri dan orang-orang yang confuse dengan penampilan saya datang mendekat dan bertanya macam-macam. Segera saya akan mengeluarkan jurus ampuh, ´´Desculpe, Eu não falo Português`` (Maaf, saya tidak berbicara bahasa Portugis). Dan mereka dengan mafhum akan mengangguk-angguk dan berbicara dengan bahasa yang tidak saya mengerti, dan pergi. Oke, usaha saya untuk mengerti saat orang-orang disekitar saya berlanjut, saya mengikuti duolingo.com, dengan mendengar dan menulis alhamdulillah sedikit banyak saya mengetahui benda-benda disekitar saya, nama-nama sayur, preposition dsb. Tapi, tetap saja bahasa yang saya gunakan tidak maju-maju karena di rumah saya tetap menggunakan bahasa inggris untuk percakapan sehari-hari. Dua bulan disini, saya masuk rumah sakit. Sebuah kenangan pahit dan manis, karena dokter yang menangani saya tidak bicara bahasa Inggris dan mereka kesulitan berkomukasi dengan saya. Hari pertama dan kedua mereka rela memanggil dokter dari divisi lain untuk sekedar menjelaskan seluk beluk yang saya alami, dengan shift tentu sulit menemukan orang yang sama untuk bicara dengan saya pada waktu dibutuhkan. Atas ide saya, saya silahkan mereka menerangkan apapun yang ingin saya ketahui dengan bahasa mereka, saya mulai mendengar, menangkap kata per kata, mencoba merangkai menjadi kalimat penjelasan yang utuh untuk saya sendiri. Empat hari di RS, dikelilingi orang-orang yang menggunakan bahasa Portugis membuat telinga saya sedikit tajam dan mampu memahami.
Bahasa adalah sesuatu yang perlu anda praktekkan, dengan menulis pun bicara.
Saya adalah banyak dari mereka yang mempelajari satu bahasa demikian sulit (meski kawan-kawan bilang bahwa kemampuan saya maju dengan pesat), dan jauh dari segelintir orang yang dikaruniai kemampuan menyerap bahasa demikian cepat dan mampu menguasai lebih dari 10 bahasa sekaligus. Seperti Gayatri. Telah di publish juga di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H