Mohon tunggu...
ude
ude Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

With my blue sandal

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jalan-jalan Pusat Kota: Kunjungi Praça Municipal dan Hari Pasar ´Hippi`

27 September 2014   04:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:20 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wah mau nangis, artikel siap uploadku langsung hilang di wall kompasiana(lupa ketekan apa di keyboard) eh malah curhat. Untuk lebih hati-hati, saya ulangi di ms. word dulu.

Seperti di gambar profilku, ya si sandal biru itu. Ku bawa jauh-jauh dari Indonesia, i looooove it so much sampai-sampai perjalanan menyebrangi dua samudra dan tiga benua tak mau berganti ke sepatu yang lebih comfortable, jar. Membuat suami saya geleng-geleng kepala banyak banget karena saya tak rela jauh-jauh dari Si Biru. Saking seringnya saya pakai itu sendal, teman-teman juga ikut berpikir saya adalah sandal´s lover, mereka bela-belain beri saya hadiah sandal sebagai kado pernikahan (heheh), ada yang warna Pink dan belang-belang. Jalan-jalan kali ini ditemani Si Belang.

Berawal dari rasa iba suami melihat saya teronggok dirumah selama seminggu, beliau mengajak saya jalan-jalan ke pusat kota, Praça Municipal katanya. Meski dulu saya pernah kesana, tetapi itu bukan hari minggu dan ternyata Ada yang berbeda tho kalau ke pusat kota hari biasa sama hari minggu.

Saya yang sudah hampir empat bulan nyungsep disini, masih nggak ngeh kalau ada yang berbeda. Selain lebih banyak orang datang, sendiri, berdua dengan pasangan atau beramaian dengan seluruh keluarga, ternyata ada pasar juga. Pasar ini, seperti banyak pasar dadakan di Indonesia dibuat dengan menutup akses jalan, jalan utama pula. Bertempat di Av. Alfonso Pena, kios-kios sekitar 7 baris berderet rapi dengan tenda-tenda ukuran 2x2m yang teratur.  Isinya maçam-macam, dibagi dalam blok berdasarkan tipe barang-barang yang di jual. Mepet pagar taman adalah kerajaan dan surga bagi penikmat lukisan, kanvas, keramik dan kaca. Anda bisa melihat lukisan yang sudah dipajang maupun yang masih dalam proses pengerjaan. Dekat pintu masuk adalah kios-kios makanan, berderet, berasap, bearoma, dari makanan segar, hangat dan spicy, dan minuman dari yang natural seperti kelapa muda sampai beralkohol,  Anda memasuki área pembuat lapar, hehehe. Selanjutnya adalah blok kerajinan tangan, dari bangsa logam, besi, kayu, sampai koran. Dari desain eksotik tradisional sampai yang modern, lembut dan warna-warni, yang diam maupun yang berbunyi (ada mainan yang menghasilkan bunyi ayam, sampai saya perlu tolah-toleh kalau-kalau ada ayam beneran di kerumunan orang). Selanjutnya adalah blok baju dan teman-temannya dari ujung rambut sampai kaki, disusul blok baju anak-anak dan bayi, kemudian di ujung sana...... ada makanan lagi (yeee jagung rebus-jagung rebus, kelapa muda, dan sate yang ukurannya bisa sepuluh kali lebih besar dan lebih panjang dibandingkan sate di Indonesia _yang ini dilarang untuk dipilih sama suami).

[caption id="" align="aligncenter" width="582" caption="Penampakan pasar minggu di Pusat kota"][/caption]

Tak sembarang pedagang bisa masuk dan berjualan disini, mereka harus mengurus izin dulu ke prefeitura setempat, jika diizinkan dan tentu saja jika ada ada kios kosong di blok yang sama dengan barang yang akan mereka jual. Misalnya anda mau jual makanan, terus ada lima tempat kosong di blok kerajinan tangan dan baju tetap saja anda tidak diperbolehkan masuk. Mereka juga wajib membayar pajak setiap bulan atas partisipasinya, selain itu produk yang mereka jual harus produk lokal. Jadi, jangan coba main-main membawa produk impor yaaa...

Puas keliling-liling sampai kaki kejang (hehehe) kami masuk ke taman di sebelahnya. Benar-benar tempat asyik buat ngadem, meski suara kendaraan masih terdengar tapi cukuplah untuk tidak melihat bendanya bergerak didepan kita. Disini masih ketemu deretan kios yang menjual rajutan dan makanan, es krim, jagung rebus, brondong jagung, kelapa muda de el el. Didalam ternyata ramai sekali, beberapa keluarga besar pun pasangan menggelar tikar dan bercengkerama, piknik keluarga dengan bekal makanan sendiri dan dinikmati dibawah rindangnya pohon dan diantara cericit burung. :D menyenangkan, banyak juga yang hanya duduk-duduk di kursi yang banyak tersebar di taman, ada yang ber-olah raga dengan berlari, main futsal (ada beberapa lapangan futsal, tenis lapangan dan basket didalam), pun seperti beberapa anak muda yang nenteng skateboard. Anak-anak dimanjakan dengan beberapa wahana di taman bermain, ada penyewaan perahu bagi anda yang ingin berdayung ria, dan memberi makan ikan di kolam. Adalah ikan nila 2-5 kg isinya, yang hidup dengan belas kasih ribuan pengunjung yang selalu memberi mereka makan, yang hidup tentram damai dan aman karena sepertinya tidak ada satupun yang berniat menculik mereka barang satu atau dua kecuali saya.

[caption id="attachment_344591" align="aligncenter" width="583" caption="Beberapa keluarga yang sedang leyeh-leyeh"]

1411740825281883885
1411740825281883885
[/caption]

Ada perpustakaan umum dengan koleksi buku-buku politik sampai seni sementara anak-anak dimanjakan dengan buku kartun full color dari seri pengetahuan sampai bajak laut, dari model gambar ala Disney dengan garis jelas sampai kartun local full dengan lukisan tangan dan rayon. Disini anak-anak juga bias mendapatkan balon gratis berbagai bentuk yang khusus dibuat oleh sekelompok pemudi.

Akhirnya, setelah berjalan, duduk, mengamati ikan (untuk yang satu ini, saya sampai memohon ke suami agar sudi kiranya berbohong ke polisi bahwa saya hamil, trus ngidam ikan di kolam itu, nggak mau ikan yang dipasar, pokoknya mau yang itu. Siapa tahu pak polisinya luluh terus saya diberi satu, wkwkwkwk). Kami pulang deh,  yang menyenangkan adalah…. Bahwa sandal saya sekarang tidak jalan-jalan sendiri.

[caption id="attachment_344589" align="aligncenter" width="350" caption="Tak sendiri lagi"]

14117402922078747794
14117402922078747794
[/caption] BH, 26/09/²014 Bh maksudnya Belo Horizonte, :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun