Mohon tunggu...
Ayyaasya Putri
Ayyaasya Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Si suka Travelling

Don't Trust others, Believe in Yourself

Selanjutnya

Tutup

Film

Proses Mediasi yang Terjadi dalam Peperangan pada Film The Outpost

15 November 2021   17:57 Diperbarui: 15 November 2021   18:38 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Selain mengkisahkan suasana peperangan yang terjadi di Kamdesh, film ini juga memberi gambaranp berbagai perbedaan kepemimpinan selama masa penugasan. Setelah Kapten Keating tewas tertembak saat perjalanan memindahkan truk LMTV kemudian sebagai gantinya pusat mengirimkan Kapten Robert Yllescas (Milo Gibson) ke Kamdesh.

Kepemimpinan Kapten Yllescas juga mengalami sebuah insiden di mana ada salah satu penduduk lokal yang tertangkap di lokasi sedang mengambil foto area pangkalan menggunakan handphone secara sembunyi-sembunyi atas perintah para tetua. Para tetua tidak dapat menjawabnya sebagai konsekuensinya, Yllescas menahan uang yang dijanjikan Keating sebagai dana pembangunan infrastruktur. Insiden tersebut membuat hubungan penduduk lokal dengan tentara mulai terganggu.

Hari demi hari konflik internal pun mulai bermunculan. Beberapa rekan seperjuangan mereka mulai gugr membuat tentara Amerika yang ada semakin tertekan. Ditambah lagi pergantian pemimpin dari Kapten Yllescas yang digantikan Kapten Boward karena Yllescas tertembak saat di jembatan membuat mental para tentara ini diuji. 

Kepemimpinan Kapt.Boward yang tidak disenangi oleh para tentara terutama Sersan Romesha membuat konflik semakin memanas. Mereka mulai bernafas lega saat Kapt.Broward dibebastugaskan ditengah kepemimpinanya dan kepemimpinan sementara dipegang oleh Letnan Bunderrman sambal menunggu Kapten Stoney Portis datang.

Kesenangan tersebut tak berlangsung lama karena tepat pada tanggal 3 Oktober 2009 pukul 05.50 pagi Muhammed berlari sambal memberitahukan bahwa Taliban akan segera tiba. Namun karena himbauan tersebut sudah dianggap sebuah kebohongan mereka pun tidak menghiraukannya. 

Sampailah tiba mereka mendapat serangan dan melihat bahwa ratusan pasukan Taliban sudah mengepung pos mereka. Karena Sersan Romesha tidak rela pos tersebut akan diambil alih makai a langsung menyusun strategi yang efektif untuk menyerang Taliban dengan bantuan pasukan yang tersisa.

Setelah mereka berjuang dengan menewaskan 8 tentara Amerika dan 2 tentara Afghanistan akhirnya bantuan udara pun datang dan menjatuhkan bom dari helicopter ke arah pasukan Taliban yang membut mereka mengalami kekalahan. Banyaknya rekan merka yang gugur dalam pertempuran membuat Letnan Bundermann menangis saat serah terima kepemimpinan dengan Kapten Stoney Portis. 

Sersan Romesha dan tentara yang lainnya diterbangkan dengan helicopter untuk meninggalkan pos Kamdesh. Berkat perjuangan mereka, pada 3 Oktober 2009 Pasukan kavaleri 3-61 Bravo menjadi unit perang Afghanistan yang paling dihargai. Bintang penghargaan pun diberikan pada para tentara yang bertugas.

Film ini juga memperhatikan unsur-unsur hiburan. Penggambaran tiap karakternya membuat penonton terhanyut dalam suasana. Pengambilan kamera yang secara intens mengikuti pergerakan beberapa individu membuat kesan dramatis sangat terasa. Penonton dapat melihat bagaimana raut muka tegang saat mereka diserang dari berbagai arah. 

Sorot kamera yang intens juga memberi kesan yang emosional terlebih lagi saat diakhir film disorot raut wajah yang Lelah dekaligus sedih karena tewasnya rekan-rekan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun