Melalui sebuah pesan berantai di media sosial pada bulan Maret kemarin, tersebar informasi bahwa pengobatan dengan klorokuin dosis tinggi selama 1-2 minggu dapat mencegah diri kita tertular COVID-19. Pengobatan harian dengan dosis melebihi batas ambang, ditambah kondisi-kondisi kesehatan mata degeneratif lainnya terutama pada populasi lansia, menambah kemungkinan terganggunya fungsi penglihatan yang relatif berat.Â
Mengingat bahwa tidak semua orang memiliki akses yang sama untuk dapat bersikap kritis dalam menerima informasi, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk melawan efek samping berita HOAX tersebut dengan menyebarluaskan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kesimpulannya, swamedikasi obat-obatan untuk COVID-19 sangat tidak dianjurkan para ahli. Sampai saat ini belum ada obat-obatan yang disetujui untuk menyembuhkan COVID-19, apalagi untuk mencegah penularan. Anjuran obat-obatan dalam aspek pencegahan secara umum adalah dengan konsumsi vitamin untuk meningkatkan imunitas tubuh sehingga kita tidak mudah terserang berbagai penyakit. Konsumsi vitamin juga perlu memperhatikan dosis maksimal dan angka kecukupan gizi, serta tidak lupa dibarengi asupan air minimal 2 liter sehari untuk menetralisir makanan dan obat-obatan yang kita cerna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H