Mohon tunggu...
Ayu Wulansari
Ayu Wulansari Mohon Tunggu... Dokter - Bukan account bot, apalagi buzzer.

General practitioner, UNDIP alum. Interested in contemporary lit, feminism, public policy, and easy philosophy -- but I cook science for a living.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Panik, Lebih Baik Tunda Kunjungan ke Dokter

26 Maret 2020   16:34 Diperbarui: 26 Maret 2020   16:52 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keresahan masyarakat yang kian memuncak akan kondisi Indonesia saat ini bukannya tanpa alasan. Setiap hari, kita disuguhkan puluhan artikel dan video berita mengenai perkembangan penyebaran penyakit COVID-19 yang belum juga menunjukkan tanda-tanda dapat dikontrol. 

Ditambah, angka-angka korban jiwa berjatuhan dan momok menakutkan bahwa Indonesia ternyata menduduki peringkat pertama tingkat kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia semakin membuat kita semua kalang kabut. 

Situasi keramaian dan antrian orang sakit yang kini terlihat di fasilitas-fasilitas layanan kesehatan secara tepat menggambarkan kondisi keresahan tersebut. Berbagai macam keluhan penyakit harapannya ingin segera ditangani sekarang juga, dengan kewaspadaan menjurus ketakutan bahwa keterlambatan sedikit saja dapat berbahaya untuk nyawa mereka.

Apakah hal ini salah?

Perihal kewaspadaan, tentu tidak.

Namun kepanikan?

Justru bisa berdampak buruk.

Demi menjawab hal ini, dokter-dokter melalui organisasi resminya masing-masing justru merekomendasikan masyarakat untuk mempertimbangkan kembali apabila ingin periksa ke dokter, klinik, puskesmas, apalagi rumah sakit. Saat ini, fasilitas layanan kesehatan dari sentra hingga ke perifer sedang penuh-penuhnya oleh berbagai jenis pasien dengan berbagai jenis penyakit. 

Belum lagi, belajar dari kasus-kasus di negara yang telah terjangkit sebelumnya, secara prediksi ada masih banyak orang di sekitar kita yang merupakan carrier atau pembawa virus Corona (meskipun saat ini individu tersebut tidak menunjukkan gejala) dan dapat aktif menularkan virus tersebut ke sekitarnya.

Keputusan untuk bepergian keluar dari rumah, apalagi menuju tempat "sumber" penyakit, baik untuk tujuan memeriksakan diri atau menjenguk orang sakit -- tentunya secara keras bertentangan dengan kampanye social distancing dan physical distancing yang sedang digaungkan pemerintah.

Berikut adalah beberapa daftar keadaan-keadaan gawat darurat yang membutuhkan penanganan dokter segera. Bila anda dan keluarga anda tidak dalam salah satu keadaan di bawah ini, maka pertimbangkan kembali -- apakah saya memang harus periksa ke dokter sekarang juga?

Sumber: twitter.com/belindch
Sumber: twitter.com/belindch
Pada kondisi-kondisi khusus misalnya pasien dengan jadwal rutin kontrol untuk penyakit kronis, pasien pasca operasi, dan kepentingan pengambilan stok obat-obatan, sebaiknya konfirmasi sebelumnya dengan rumah sakit dan dokter terkait. Saat ini, sistem dan alur pelayanan kesehatan bagi pasien non-emergensi mungkin mengalami perubahan/penyesuaian. Begitu juga jadwal tindakan medis dan operasi non-emergensi pun sebagian besar ditunda agar para tenaga medis dan staff terkait dapat fokus sepenuhnya dalam penanggulangan outbreak COVID-19.

Di bidang pelayanan kesehatan anak, imunisasi ada yang sifatnya dapat ditunda dan ada yang tidak. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan imunisasi dasar tetap diupayakan berjalan sesuai jadwal dengan memperhatikan pengaturan pelayanan agar bayi/anak sehat terpisah dari risiko tinggi. Bila tetap ingin menunda, batas 2 minggu masih dapat ditolerir namun sebaiknya tetap dikonsultasikan dengan petugas kesehatan terkait. Untuk usia dewasa, jadwal imunisasi dapat ditunda.

Selain itu di layanan kesehatan primer atau tahap satu, dalam upaya menghindari kontak dan potensi risiko infeksi, masyarakat juga diharapkan tidak panik memeriksakan diri apabila merasa ada kecurigaan ke arah COVID-19. Gejala-gejala yang ditimbulkan sebagian besar bersifat flu-like symptoms, yang artinya demam-batuk-pilek yang dialami masih bisa disebabkan oleh virus influenza biasa maupun penyebab-penyebab lainnya. Utamanya, lakukan usaha mandiri di rumah untuk meningkatkan daya tahan tubuh, isolasi diri semampunya, dan berobat dengan obat bebas yang dijual di apotik. Bila dirasa kondisi tubuh tidak membaik atau justru memburuk, barulah patut memeriksakan diri lebih lanjut di fasilitas kesehatan.

Tentunya himbauan ini berisikan pengecualian yang harus menjadi perhatian khusus. Pada populasi-populasi rentan seperti bayi & anak, atau lansia -- gejala dapat bersifat tidak spesifik sehingga kemungkinan kita cenderung kurang waspada. 

Bila ditemukan sedikit gejala demam-batuk-pilek, apalagi disertai kesulitan bernapas dan berdomisili di daerah di mana penyebaran COVID-19 terbilang tinggi -- segera kunjungi dokter untuk berkonsultasi. Selain itu, bila memang dicurigai ada riwayat kontak sebelumnya dengan pasien positif COVID-19 atau berada dalam daerah/setting yang berisiko tinggi, pemeriksaan diri menjadi lebih mendesak meskipun gejala sementara masih bersifat minimal.

Pada kondisi-kondisi di atas, utamakan menggunakan masker untuk diri sendiri dan keluarga dengan kontak terdekat. Saat memeriksakan diri ke rumah sakit, usahakan tidak melibatkan atau diantar banyak orang. Hal ini dilakukan demi meminimalisir paparan. Tetap terapkan prinsip distancing untuk menghindari risiko penularan, baik menularkan maupun ditularkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun