Mohon tunggu...
Ayu Wulansari
Ayu Wulansari Mohon Tunggu... Dokter - Bukan account bot, apalagi buzzer.

General practitioner, UNDIP alum. Interested in contemporary lit, feminism, public policy, and easy philosophy -- but I cook science for a living.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Benarkah Prosedur LASIK Belum Terbukti Aman?

2 Februari 2020   10:50 Diperbarui: 2 Februari 2020   10:56 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: medassist.com.

4. Banyak sumber mengatakan efek samping LASIK bertahan lama dan sangat mengganggu, terutama karena silau dan mata terasa peri

Tulisan-tulisan lainnya mengenai LASIK mungkin banyak menyebutkan "dry eye syndrome" atau sindroma mata kering sebagai salah satu efek samping tidak nyaman yang mungkin terjadi. Faktanya, keluhan akan efek-efek samping tersebut relatif ringan (hanya 1-3% responden tahun 2017 yang melaporkan keluhan dalam kategori berat) dan cenderung menurun dalam kurun waktu 3 -- 6 bulan pasca operasi bahkan dapat hilang seutuhnya.

Studi lainnya yang merekrut para pilot pesawat sebagai sampel penelitian, melaporkan bahwa penglihatannya di malam hari mengalami perbaikan signifikan setelah menjalani LASIK dibandingkan dengan saat masih menggunakan kacamata.

Dan poin terakhir yang cukup menggelitik dan akhirnya mendorong saya untuk mengangkat tulisan ini adalah tersebarnya desas-desus, kira-kira begini bunyinya...

"Kalau LASIK itu benar aman, kenapa banyak dokter masih pakai kacamata dan tidak semuanya di-LASIK saja?"

Sumber: koreastrardaily.com
Sumber: koreastrardaily.com
Alasannya, pertama-tama, karena tidak semua orang dengan mata minus dan kemampuan membayar sejumlah uang bisa serta-merta dilakukan LASIK. Ada kondisi-kondisi kesehatan tertentu sebagai prasyarat yang harus terpenuhi. Kedua, karena kabar tersebut tidak berdasar. Berdasarkan penelitian oleh Kezirian tahun 2015, para dokter sebenarnya 4 kali lebih berpotensi memilih melakukan prosedur LASIK dibandingkan populasi umum.

Dari sekitar 250 orang dokter yang dilakukan survei secara acak, ternyata sebesar 65,7% telah menjalani LASIK. Kemudian, sebesar 91% dari seluruh responden telah merekomendasikan prosedur ini kepada keluarga terdekat. Alasan ketiga, karena tidak ada yang tahu alasan seseorang menggunakan kacamata. Mungkin sebagai alat pelindung diri, mungkin untuk penampilan, mungkin untuk kedewasaan... Siapa yang tahu?

Sebagai penutup, izinkan saya menekankan bahwa LASIK termasuk prosedur medis elektif ter-aman dan tersukses, dengan tingkat kepuasan pasien yang tinggi. Saat ini, studi mengenai LASIK juga merupakan salah satu studi yang terbanyak dikembangkan untuk merumuskan inovasi-inovasi terbaru dalam aspek teknik operasi dan penyempurnaan mesinnya. Dalam 10 tahun terakhir, tren keberhasilan prosedur LASIK mengalami peningkatan dengan efek samping sangat minimal.

Bila saat ini anda atau orang terdekat anda sedang mempertimbangkan melakukan LASIK demi keperluan kesehatan, kosmetika, melamar pekerjaan, mendaftar sekolah, dan lain-lain --  besar harapan saya, anda dapat secara objektif mencari bukti-bukti pasca operasi yang valid dan tidak terseret hoax di bidang kesehatan. Lakukan research secara mendalam agar tahu apa yang anda butuhkan dan apakah prosedur ini merupakan jawaban terbaik untuk masalah anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun