Mohon tunggu...
Ayu Wulandari
Ayu Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori empati dari Martin Hoffman

18 Januari 2025   04:06 Diperbarui: 18 Januari 2025   04:06 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori empati dari Martin Hoffman merupakan salah satu teori penting dalam psikologi perkembangan. Hoffman menjelaskan bahwa empati adalah kemampuan untuk merasakan atau memahami emosi orang lain, yang berkembang secara bertahap sepanjang kehidupan seseorang. Ia membagi perkembangan empati menjadi beberapa tahap dan menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhinya.

Tahapan Empati Menurut Hoffman

Hoffman membagi perkembangan empati menjadi empat tahap utama:

1. Empati Global (0-1 tahun)

Pada tahap ini, bayi belum bisa membedakan antara dirinya dan orang lain. Jika melihat orang lain menangis, bayi mungkin juga menangis karena mereka "merasakan" emosi tersebut seolah-olah itu adalah milik mereka sendiri.

Contoh: Ketika bayi melihat ibunya terlihat sedih atau menangis, bayi itu juga ikut menangis meski tidak memahami alasannya.

2. Empati Egosenstrik (1-2 tahun)

Anak mulai menyadari bahwa emosi orang lain berbeda dari emosi mereka sendiri, tetapi masih sering memproyeksikan solusi masalah sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri.

Contoh: Ketika melihat temannya menangis, anak mungkin memberikan mainannya sendiri sebagai upaya untuk menghibur, meski itu bukan yang dibutuhkan oleh temannya.

3. Empati untuk Perasaan Orang Lain (2-7 tahun)

Pada tahap ini, anak dapat memahami bahwa orang lain memiliki perspektif, kebutuhan, dan emosi yang berbeda. Mereka mulai menunjukkan respons yang lebih terarah terhadap keadaan emosional orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun