Sebagai guru atau orang tua terkadang pemahaman atau sebuah informasi, sebuah ilmu, sebuah bab kepada anak kita, terkadang anak kita susah menangkapnya, susah memahami. Terkadang gara- gara kondisi yang seperti ini cepat sekali seorang orang tua bilang bahwa anak itu bodoh, namun sebenarnya da sebuah rahasia besar bagaimana caranya agar sebuah informasi bisa dipahami oleh anak.
Nah, rahasia besar tersebut sering kali di ucapkan dan dinamain oleh saudara Munif Chatib dengan sebutan "Balada Para botol". Ayah, bunda, dan juga guru, bisa dibayangkan ada sebuah botol plastik minuman, dan beliau bertanya "Bagaimana cara membuka tutup botolnya?" semua pasti tahu, bahwa jawabannnya yaitu dengan cara di putar, tapi bagaimana  dengan botol saos?
Pastinya tidaklah bisa dibuka dengan cara yang sama, namun di cungkit. Lalu, ada sebuah kaleng minuman, bagaiman cara membukanya?, ya, dengan cara ditarik. Lalu, gelas minuman plastik, bagaimana cara membukanya? Yaitu dengan cara di tusuk. Ada 4 kata yang diambil dari penjelasan tadi. Yaitu Putar, Jungkit, Tarik, dan Tusuk. Nah, itulah sebenarnya gaya belajar anak. Dan anak- anak di ibaratkan dengan para botol tersebut.
Orang tua atau guru yang belum mengetahui gaya belajar anak ibarat botol plastik membuka tutupnya dengan ditarik, tentunya akan lama untuk membukanya, karena hal tersebut bukan lah cara yang benar, dan tentunya membuat anak akan kesakitan, dan gura ataupun orang tua akan kecapekan, karena tidak tahu cara membukanya, padahal jika tahu caranya hanya diputar saja.
Nah, ketika sudah terbuka informasi ilmu dengan mudah untuk disampaikan. Sebenarnya pemahaman ini adalah seni mengajar tingkat tinggi, tetapi mudah sekali untuk difahami bagaimana gaya belajar anak.
Gaya belajar anak adalah bagaimana anak gampang, senang, menyerap informasi dari siapapun dengan pola yang khas. Ada kalanya anak gampang belajarnya dengan mendengarkan musik, ada kalanya anak akan baru memahami pelajarannya dengan cara berlarian bergerak atau malah dengan fokus, itulah gaya belajar anak. Dan ketika kita mengetahui hal tersebut maka kita akan lebih mudah untuk memahami apa saja yang nantinya kita sampaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H