Mohon tunggu...
Cynthia Ayu W
Cynthia Ayu W Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Penulis 12 novel. Kontributor karya fiksi thriller dan mystery pada ThrillingMysteryClub. Pecinta buku, musik, film, kopi, dan mendaki gunung. Bekerja sebagai IT Officer. Blog dan tulisan lainnya ada di: http://www.ayuwelirang.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

AWSomeday dari Amazon, Gratis untuk Jakarta

19 September 2016   13:35 Diperbarui: 19 September 2016   13:45 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernakah ada yang berpikir bagaimana suatu situs di jagat maya bekerja? Jika situs itu sudah online, bagaimana kondisi server penyedianya? Bukankah, situs tersebut menyala 24 jam non stop?

Mungkin tak banyak yang berpikir terlalu jauh mengenai hal ini jika sebagai pengguna. Namun, sebagai pengguna sekaligus pekerja yang berada di lingkungan IT atau Information Technology, hal-hal seperti itu masih akan dipikirkan. Para pekerja IT khususnya yang berkecimpung di dunia infrastruktur dan mengurus jaringan berikut server, pasti akan terus mencoba melakukan pengembangan terhadap sistem sehingga sebuah situs yang berjalan di dunia maya akan terus menyala tanpa gangguan dan hambatan. Sehingga tidak perlu ada tampilan "Oops, situs overload!" atau "Maaf, situs dalam tahap maintenance." Hal seperti ini akan membuat pengunjung sedikit kecewa bahkan lambat laun akan menurunkan minat kunjungan terhadap situs.

Nah, tapi apakah pekerja IT harus terus-terusan mengecek situasi server dan jaringan secara fisik? Apakah pekerja IT harus terus memonitor server tersebut? Belum lagi jika ada penambahan server berikut isinya, pekerja IT atau dalam hal ini sebut saja sys-admin, harus memikirkan juga tata letak server dan pengaturan jaringan, berikut tata letak ruangan. Jangan lupa juga kondisi pendingin ruangan. Sebab server yang menyala 24 jam pastilah panas, sehingga perlu pendingin ruangan ekstra.

Sekarang, sejak adanya teknologi komputasi awan, sys-admin tidak perlu pusing-pusing memikirkan bagaimana kondisi server dan jaringan secara fisik. Sys-admin hanya tinggal membuat perencanaan dan membiarkan eksekusi diserahkan kepada platform dan automatisasi yang dilakukan oleh beberapa penyedia layanan komputasi awan. Salah satu penyedia layanan ini antara lain adalah Amazon, yang menyediakan teknologi komputasi awan melalui Amazon Web Services (AWS). Pada Kamis yang lalu (15/9), AWS membuka seminar dan workshop gratis bagi peminat dalam komputasi awan dan bertajuk AWSomeday. Acara seminar selama satu hari ini diadakan di Hotel JS Luwansa, Jl. HR. Rasuna Said, Jakarta Selatan. 

Ada banyak booth dari pendukung acara ini yang tampil di AWSomeday. Beberapa booth juga menyajikan atraksi robot dan mesin artificial intelligence lain yang bisa dicoba oleh peserta acara. Selain itu, mereka juga menantang peserta acara untuk mengikuti kompetisi di booth dan berkesempatan mendapatkan hadiah menarik yang ditawarkan oleh masing-masing booth. Selagi mengikuti kompetisi, peserta AWSomeday lainnya dapat menikmati sajian pagi yang disajikan oleh AWS dan disponsori oleh Intel.

Acara utama adalah seminar mengenai AWS dan perkenalan fitur-fitur AWS. Selain itu, fitur terbaru seperti AWS IoT juga ditampilkan oleh technology evangelist dari Finlandia, Markku Lepisto. Penyajian Markku Lepisto yang menarik dengan robot bola bernama Sphero membuat peserta AWSomeday terpukau. Seperti yang dijelaskan oleh Markku Lepisto, bahwa Sphero  menerjemahkan bahasa mesin dengan bantuan AWS IoT. AWS IoT ini merupakan sebuah platform yang memungkinkan pengguna menghubungkan device ke AWS IoT dan ke device lain. Data yang dikirimkan sangat aman dan bisa dipercaya integritasnya. AWS IoT ini juga memungkinkan device berkomunikasi walau device dalam kondisi off. Jadi, trigger AWS IoT bukan hanya sebatas software tetapi juga hardware.

Kemudian, acara seminar dilanjutkan oleh perkenalan tentang AWS dan bagaimana cara menggunakan AWS bagi pemula. Ada banyak fitur yang sangat membantu para sys-admin untuk melakukan konfigurasi dan pengukuran sistem yang akan dipakai oleh suatu program, misalkan seperti situs web. Fitur yang menarik antara lain seperti AWS Auto Scaling. 

Fitur ini memungkinkan sys-admin untuk membuat pengukuran sistem. Jika sys-admin sudah memiliki satu instances pada AWS, maka instances tersebut dapat disesuaikan ukurannya atau jumlahnya sesuai dengan load situs web pada suatu waktu. Misalkan, selama 10 menit, situs web mengalami peningkatan pengunjung dan membuat loading situs menjadi lambat, maka setelah didaftarkan sizing yang sesuai pada AWS Auto Scaling, instance di mana situs web tersebut berada bisa otomatis menggandakan diri. Nah, yang tadinya situs web hanya disediakan oleh satu server, bisa jadi tersedia ke dua server, tiga server, dan seterusnya sesuai dengan load situs web.

Menarik sekali bukan? Hal ini akan mematahkan pemikiran tentang komputasi dan server bare metal atau server fisik. Semua hal yang dilakukan dan bendanya tetap terlihat, kini bisa dilakukan seolah-olah semua itu ada di awan. Sys-admin tidak akan pernah tahu ada di mana servernya dan di mana dia harus mengkonfigurasi. Hanya dengan membuat topologi yang tepat, lalu membuat dan mengkonfigurasi di AWS, semua sudah jadi tanpa perlu kegiatan yang memusingkan seperti menarik kabel jaringan, memasang server di data center, menambah RAM dan lain-lain. Dan yang paling menarik, AWS mengusung konsep you pay what you used. Nah, kalau begini enak bukan? Kalau servernya kita turn off, kita tidak perlu membayar biaya apapun. Berbeda dengan kondisi server fisik di data center, di mana walaupun server mati, kita harus tetap membayar biaya maintenance di data center tersebut.

Sekarang, semua hal terkait komputer yang kita ketahui selama ini ternyata sudah semakin berkembang dengan adanya komputasi awan. Apapun dan berapapun banyaknya server yang dibutuhkan, dapat terkonfigurasi hanya dalam beberapa klik saja.

Jadi bagaimana? Tertarik untuk mencoba AWS?

***

Penulis: Ayu Welirang

Sumber foto: Ayu Welirang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun