Mewujudkan tujuan SDG 2 Tanpa Kelaparan (Zero Hunger) di Indonesia memerlukan upaya kolektif dari berbagai pihak. Para petani sebagai garda terdepan dalam produksi pangan, dihadapkan dengan berbagai tantangan yang kompleks, seperti keterbatasan akses teknologi, perubahan iklim, degradasi tanah, hingga kendala pembiayaan.
Pada hari Selasa, 4 Juni 2024, kami melakukan wawancara mendalam dengan sejumlah petani untuk memahami tantangan utama yang mereka hadapi dalam mencapai pertanian yang berkelanjutan dan ketahanan pangan.
Namun, secercah harapan hadir dari kesimpulan wawancara dengan para petani yang menunjukkan optimisme di tengah rintangan. Dengan dukungan yang tepat dan penerapan praktik berkelanjutan, masa depan cerah bagi para petani dan ketahanan pangan nasional dapat diraih.
Akses Teknologi dan Dukungan Pemerintah
Salah satu kunci utama adalah memastikan akses terhadap teknologi modern bagi para petani. Hal ini dapat diwujudkan melalui kebijakan yang mendukung akses pembiayaan terjangkau, pelatihan teknis, dan infrastruktur memadai seperti irigasi dan transportasi.
Informasi pasar dan jaminan harga yang stabil juga tak kalah penting untuk membantu petani di desa amplas dalam merencanakan produksi secara efektif. Selain itu, perluasan akses terhadap pupuk bersubsidi dengan mekanisme yang lebih adil dan merata menjadi harapan besar bagi para petani.
Diversifikasi Tanaman dan Edukasi Gizi
Memastikan hasil pertanian tak hanya memenuhi kebutuhan gizi keluarga, tetapi juga mendukung kesehatan dan kemandirian pangan komunitas, memerlukan diversifikasi tanaman dan pemanfaatan hasil lokal untuk mendukung diet seimbang. Edukasi tentang gizi dan kebersihan pangan juga penting untuk memaksimalkan manfaat hasil panen bagi kesehatan.
Kolaborasi dan Inovasi
Kolaborasi antar petani dan partisipasi dalam kelompok tani menjadi strategi efektif untuk mengatasi tantangan bersama dan meningkatkan hasil panen. Berbagi pengetahuan dan pengalaman antar petani tak hanya memperkuat daya tawar pasar, tetapi juga mendorong inovasi dalam pengelolaan sumber daya alam yang lebih berkelanjutan.
Manajemen Risiko Lingkungan
Manajemen risiko lingkungan seperti perubahan iklim dan degradasi tanah harus menjadi fokus utama dalam praktik pertanian. Penerapan praktik berkelanjutan, seperti penggunaan pupuk organik, praktik konservasi tanah, dan teknologi adaptasi, akan membantu petani dalam mengatasi dampak perubahan iklim dan meminimalkan risiko lingkungan dalam jangka panjang.
Menuju Masa Depan Cerah
Pertanian memiliki peran krusial dalam pembangunan berkelanjutan dan ketahanan pangan global. Meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan, menciptakan sistem pertanian yang inklusif dan adil, serta mengintegrasikan inovasi teknologi, adalah kunci untuk mencapai tujuan ini.
Dengan dukungan multipihak dan adopsi praktik berkelanjutan, masa depan cerah bagi para petani Indonesia dapat terwujud, mendukung ketahanan pangan global dan pembangunan berkelanjutan secara ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H