Mohon tunggu...
Ayuuni Anggun Pratiwi
Ayuuni Anggun Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Siliwangi

Hobi menonton dan melakukan hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesenjangan Sosial antara Orang Kaya dan Miskin Memicu Disintegrasi

5 Desember 2023   21:40 Diperbarui: 5 Desember 2023   23:09 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia disebut sebagai negara yang berkembang, tapi tidak menutup kemungkinan sering menghadapi berbagai permasalahan. Permasalahan dalam ekonomi yang sering terjadi. Urbanisasi menjadi salah satu sebab permasalahan ekonomi di Indonesia. Urbanisasi sendiri secara singkat yaitu, perpindahan penduduk dari suatu wilayah pedesaan ke wilayah kota. Banyak pelaku urbanisasi yang melakukan urbanisasi dengan dilandasi oleh faktor ekonomi, seperti fasilitas lapangan pekerjaan yang kurang memadai di pedesaan menjadi faktor pelaku urbanisasi untuk merantau ke kota. Jadi urbanisasi tidak hanya sebagai fenomena kependudukan namun juga fenomena pembangunan ekonomi.

Secara realitas, penduduk yang bekerja di desa dan di kota memiliki perbedaan dalam hal pendapatan, Bagi Sebagian orang apabila melihat pekerja yang bekerja di perkotaan dan otomatis memiliki perbedaan dalam hal pendapatan akan merasakan kesenjangan. Pekerja yang sukses bekerja di kota cenderung memiliki label kaya dalam namanya. Sebaliknya, pekerja yang bekerja di desa, akan memiliki label kurang bahkan sampai miskin. Akibatnya akan menimbulkan kesenjangan sosial dan bisa memicu disintegrasi.

Untuk mengatasi kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin bisa dilakukan oleh pemerintah mulai dari melibatkan kombinasi kebijakan yang mendukung. Seperti peningkatan kesempatan pekerjaan di desa agar arus urbanisasi tidak melonjak. Pemerintah juga harus lebih meningkatkan, Stimulus Ekonomi untuk mendorong kegiatan perekonomian sektor swasta. Reformasi Struktural dimana pemerintah berharap dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang menjadi pendorong utama pertumbuhan dengan meliberalisasi pasar tenaga kerja, produk dan jasa, sehingga mendorong penciptaan lapangan kerja dan investasi serta meningkatkan produktivitas. 

Penguatan Sektor Riil sebagai sektor yang bersentuhan langsung dengan kegiatan ekonomi di masyarakat yang sangat mempengaruhi dan dapat dijadikan tolok ukur untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi. Jika daerah mampu meningkatkan produksi setiap sektor yang dimiliki, akan mampu menekan inflasi. Misalnya, ketersediaan pangan yang memadai, memanfaatkan produk lokal untuk dikonsumsi. Maka, situasi akan tetap normal dan ekonomi masyarakat bisa tumbuh dengan baik. Jika upaya yang diberikan pemerintah sudah terlaksana setidaknya disintegrasi atau perpecahan di lingkungan sosial tidak akan terjadi.

Dalam konteks Agama Islam Filantropi bisa juga dijadikan sebagai alternatif untuk mengatasi kesenjangan sosial, filantropi dikatakan sebagai kedermawanan sosial yang ditujukan untuk pengentasan masalah sosial seperti kemiskinan. Kegiatan ini akan sangat efektif dalam upaya mengurangi kesenjangan sosial atau kemiskinan jika didukung oleh pengelolaan yang baik. Ide-ide filantropi telah menjadi ajaran yang sangat penting dalam agama Islam, meskipun istilah filantropi terasa asing bahkan sangat sulit ditemukan dalam kitab-kitab induk agama Islam yaitu al-Quran dan Hadis.

Namun yang pasti ada padanan kata yang bisa dilacak dalam al-Quran terkait filantropi seperti al-Birru, al-Ihsan dan al-Khoir, serta komponen-komponen filantropi yang di dalam agama Islam disebut dengan zakat, infaq, wakaf, sedekah, dan memberdayakan sektor ekonomi yang produktif, akan memperkecil jurang perbedaan sosial-ekonomi dalam kehidupan masyarakat yang berakibat pada kesenjangan sosial. Islam sebenarnya telah mengisyaratkan adanya konsep filantropi untuk mengurangi kesenjangan sosial. Oleh karenanya konsep filantropi Islam bisa menjadi solusi alternnatif dalam menanggulangi kemiskinan dan kesenjangan sosial.

Kesimpulannya, Indonesia sebagai negara berkembang menghadapi berbagai permasalahan, terutama dalam bidang ekonomi yang dipengaruhi oleh urbanisasi. Fenomena ini tidak hanya menjadi masalah kependudukan tetapi juga pembangunan ekonomi. Pendapatan antara pekerja di desa dan kota dapat menyebabkan ketidaksetaraan sosial yang berpotensi memicu disintegrasi. Pemerintah dapat mengatasi kesenjangan melalui kebijakan yang mendukung, seperti peningkatan peluang pekerjaan di desa, stimulus ekonomi, dan reformasi struktural. 

Penguatan sektor riil juga diperlukan sebagai tolok ukur pertumbuhan ekonomi. Filantropi, khususnya dalam konteks nilai-nilai Islam seperti zakat, infaq, wakaf, dan sedekah, dapat menjadi alternatif efektif untuk mengurangi kesenjangan sosial dan kemiskinan. Dengan penerapan tindakan yang di dukung pemerintah, termasuk filantropi yang sesuai dengan nilai-nilai agama, Indonesia berpotensi mengatasi tantangan ekonomi dan sosialnya serta menciptakan keinginan pembangunan yang lebih merata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun