Mohon tunggu...
Yusron Rosyadi
Yusron Rosyadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Mahasiswa 4 sehat 5 burjonan IG : @rosyadiyusron

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Puasa Itu Dilarang Makan, Bukan Melarang Orang Lain Makan

13 Mei 2019   21:22 Diperbarui: 13 Mei 2019   21:37 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kartunanak.blogspot.com

Saat saya menulis artikel ini sudah masuk hari ketujuh Ramadhan. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat dirindukan oleh umat muslim, bahkan nonmuslim juga merasakan rindunya bulan ini, mengapa, karena Ramadhan mendatangkan banyak diskonan hehehe.

Bulan yang tidur saja mendapat pahala. Ini cuman tidur saja lho nggak  ada gerakan apa -- apa bisa dapat pahala, kapan lagi? Tapi inget tidurnya jangan kebablasan, jangan sampai kamu tidur bangunnya ada mantan disampingmu. Itu dosa besar, Zina, Nerakaa menantimu!!!

Segala aktivitas diganjar pahala, kamu yang biasa malas ngerjain tugas, begitu puasa mulailah untuk rajin karena nantinya bukan hanya diganjar nilai bagus tapi dapat pahala, alhamdulillah. Pahala ibadah sehari - sehari juga dilipatgandakan. Kebayangkan gimana nikmatnya berada dalam bulan Ramadhan.

Wahai Orang-orang beriman, telah diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelummu, agar kalian bertaqwa. (QS Albaqarah, 187)

Menjalankan ibadah puasa saat Ramadhan hukumnya wajib bagi muslim yang beriman. Ingat, ya, yang beriman kalau nggak beriman mau nggak puasa juga nggak masalah tapi harus tahu konsekuensinya yaaa. Jangan karena kamu nggak beriman terus nggak mau puasa eh seenaknya mengharap surga, nggak bisa gitu dong!

Puasa bukan hanya tentang menahan haus dan lapar. Kalau nilai puasa hanya diukur dari haus dan lapar. Lantas apa bedanya dengan diet "OCD" ala Deddy Corbuzier? Ada banyak hal yang bisa didapatkan dari puasa. Puasa mengajarkan untuk selalu bersyukur atas apa yang diberikan oleh Allah SWT. Nggak semua orang mampu makan tiap hari. Lewat puasalah kita bisa merasakan itu semua.

Belajar mengendalikan diri merupakan nikmat puasa juga. Kita selama setahun penuh bergelut dengan urusan dunia. Saat puasa kita bisa mencoba mulai mendekatkan diri pada akhirat. Kita yang biasa emosi, bisa mulai memproses mengendalikan emosi. Tapi patut diherankan mengapa mengendaliakn diri untuk men-sweeping orang makan nggak bisa? Apa ada anjuran ayat untuk melakukan itu? Kalau ada saya juga pingin ikut sweeping, dong.

Setiap bulan puasa selalu diramaikan tentang berita sweeping tempat makan yang buka saat puasa. Dalihnya sih agar untuk menghormati orang berpuasa. Ya, memang saling menghormati itu wajib hukumnya.

Tapi bukan dengan sweeping seenaknya. Ingat! Mereka yang berdagang sedang mencari rezeki untuk kehidupannya. Nggak ada niatan sama sekali untuk nggak menghormati orang yang berpuasa. Banyak pula dari mereka yang berdagang sambil menjalankan puasa.

Melihat orang makan apakah langsung melunturkan iman untuk membatalkan puasa? Saya rasa sih nggak. Kalau iya, berarti nilai imanmu sebatas isi perut. Asal kenyang, iman aman.

Ada yang melarang bukan tentang gangguan terhadap dirinya sendiri, tapi untuk anak -- anak yang baru belajar  berpuasa. Takutnya nanti benih -- benih kelaparan muncul diperut anak mereka. Semisal anak -- anak itu kelaparan melihat orang makan, mbok, ya dikasih makan. Toh, nggak wajib to buat mereka? Kalau dipaksakan apa nggak menjadi dosa karena memaksa orang yang nggak wajib untuk berpuasa.

Syarat berpuasa itu islam, berakal, sudah baligh dan mengetahui wajibnya berpuasa. Nggak ada anjuran untuk anak - anak melaksanakan puasa. Dalam puasa dilarang untuk makan, bukan melarang orang lain makan karena kita belum tau sebab musababnya mereka makan. Misal orang yang melakukan pekerjaan berat, musafr atau nonmuslim.

Dikutip dari Tribunjogja.com dengan judul  "Bolehkah Memberi Makan dan Minum Orang yang Tak Puasa?" Khairuddin Tahmid, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MU)I Lampung mengingatkan, Islam melarang memberikan makan pada orang yang sengaja meninggalkan puasa.

"Kami jelaskan bahwa terkait hal tersebut sebaiknya dilihat terlebih dahulu alasan apa yang menyebabkan orang itu tidak berpuasa. Jika mereka tidak berpuasa karena pekerjaannya yang sangat berat, maka ia boleh tidak berpuasa, dan orang memberi makan minum kepadanya, puasa tidak batal," jelasnya.

Dengan tanggapan saya seperti ini bukan berarti saya termasuk orang yang setuju dengan kalimat "Orang berpuasa harus menghormati orang yang tidak puasa". Karena dalam hal ini yang menjadi masalah dibahas hanyalah isi perut, sekali lagi isi perut nggak lebih.

Apa nggak bisa kita mengalah untuk urusan isi perut? Misal orang yang berpuasa melihat yang nggak puasa yaa didiamkan saja. Biarkan mereka makan sampai kenyang, anggap saja Allah SWT sedang menge-test iman kita. Siapa tahu dengan menahan hawa lapar kita diganjar pahala oleh Allah SWT.

Dan untuk yang nggak berpuasa. Bisa menghormati orang yang berpuasa. Saya kasih contoh lagi nih, misal lagi makan terus melihat orang yang berpuasa. Ya jangan ditampakkanlah makananmu. Makan sembunyi -- sembunyi kan bisa tuh. Atau beli beli makan terus makannya bisa dirumah. Selain bisa menghormati orang yang berpuasa kamu kan bisa irit untuk beli minum, hehehe.

Cukuplah berseteru tentang hormat menghormati di bulan Ramadhan. Apa nggak bosen setiap Ramadhan diisi perdebatan tentang "Menghormati orang yang berpuasa atau menghormati orang yang nggak berpuasa". Dua - duanya harus dihormati. Itu dah final, nggak ada permakluman lagi.

Maka dari itu pentingnya untuk saling toleran. Terakhir, Bagi yang puasa semangat berpuasa! bagi yang nggak berpuasa selamat berburu diskonan!

Sekian....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun