Mohon tunggu...
ayu suryaningsih
ayu suryaningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S3 Universitas Pendidikan Ganesha

seorang pengajar yang menyukai dunia anak, membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pendidikan di Bali dalam Menciptakan Masyarakat yang Toleran dan Menghargai Perbedaan dalam Sistem Demokrasi

8 Desember 2024   06:20 Diperbarui: 8 Desember 2024   08:48 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu tantangan terbesar di Bali adalah menciptakan ruang yang aman dan inklusif bagi semua kelompok, mengingat keberagaman yang ada. Sekolah di Bali, baik sekolah negeri maupun swasta, memiliki potensi besar untuk menjadi tempat pembelajaran multikultural. Di sekolah, siswa dapat belajar untuk saling menghargai perbedaan, berinteraksi dengan teman-teman dari latar belakang agama atau budaya yang berbeda, serta mengembangkan keterampilan sosial untuk menyelesaikan konflik secara damai.

Pembelajaran berbasis multikultural dapat memperkenalkan siswa pada sejarah, seni, bahasa, dan tradisi budaya yang berbeda di Bali. Dengan mempelajari perbedaan ini, siswa dapat lebih menghargai keberagaman sebagai sebuah kekuatan yang memperkaya kehidupan sosial. Kurikulum di Bali juga dapat melibatkan studi kasus mengenai konflik sosial yang terjadi di daerah lain atau di masa lalu, serta bagaimana pendidikan dapat menjadi solusi untuk mencegah perpecahan dan membangun kembali hubungan yang harmonis antarwarga negara.

Tantangan dalam Implementasi Pendidikan Toleransi

Meski memiliki potensi besar, implementasi pendidikan yang mengajarkan toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan di Bali tidaklah tanpa tantangan. Salah satu kendala utama adalah adanya perbedaan persepsi dan sikap terhadap pluralisme, baik di kalangan pendidik, orang tua, maupun masyarakat secara umum. Beberapa kelompok di Bali mungkin merasa bahwa keberagaman, terutama dalam hal agama, bisa mengancam nilai-nilai budaya dan agama lokal.

Selain itu, pengajaran tentang toleransi dan pluralisme sering kali dianggap sebagai hal yang terlalu abstrak dan sulit diterapkan dalam praktik. Untuk itu, metode pembelajaran yang inovatif dan kontekstual sangat dibutuhkan. Pembelajaran berbasis pengalaman, seperti kegiatan lintas agama, pengenalan budaya lokal, dan dialog antar agama di sekolah, dapat menjadi cara efektif untuk mengajarkan nilai-nilai tersebut secara langsung kepada siswa.

Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Pendidikan Demokrasi

Pendidikan di Bali tidak hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga melibatkan pemerintah dan masyarakat. Pemerintah daerah perlu mendukung kebijakan yang mendorong pengajaran toleransi dalam semua jenjang pendidikan. Ini termasuk penyediaan fasilitas pelatihan untuk guru dalam mengajarkan pendidikan multikultural dan demokrasi. Selain itu, pemerintah juga perlu melibatkan tokoh agama dan masyarakat adat dalam proses pendidikan agar nilai-nilai toleransi bisa diterima lebih luas.

Masyarakat Bali yang kental dengan adat istiadat juga memiliki peran penting dalam mendukung pendidikan yang mengajarkan toleransi. Mereka dapat membantu menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak untuk belajar tentang perbedaan, melalui kegiatan sosial dan budaya yang melibatkan berbagai kelompok. Masyarakat adat Bali yang telah lama dikenal dengan sikap toleransinya terhadap perbedaan agama dan budaya, juga dapat menjadi contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan

Pendidikan di Bali memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan masyarakat yang toleran dan menghargai perbedaan dalam sistem demokrasi. Melalui pendidikan, terutama melalui pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan multikultural, generasi muda Bali dapat dibekali dengan nilai-nilai demokrasi yang mendorong mereka untuk hidup harmonis di tengah keberagaman. Tantangan yang ada, seperti perbedaan persepsi terhadap pluralisme dan pengajaran yang kurang inovatif, harus dihadapi dengan pendekatan yang lebih kontekstual dan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Dengan demikian, pendidikan di Bali dapat menjadi sarana yang efektif dalam membentuk masyarakat yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang demokratis dan penuh toleransi terhadap perbedaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun