Mohon tunggu...
ayu suryaningsih
ayu suryaningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S3 Universitas Pendidikan Ganesha

seorang pengajar yang menyukai dunia anak, membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pendidikan di Bali dalam Menciptakan Masyarakat yang Toleran dan Menghargai Perbedaan dalam Sistem Demokrasi

8 Desember 2024   06:20 Diperbarui: 8 Desember 2024   08:48 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pembelajaran pada PAUD dalam menyosialisasikan demokrasi dan toleransi (dokumen penulis)

Indonesia dikenal dengan keragamannya, baik dalam aspek budaya, agama, bahasa, dan suku. Bali, sebagai salah satu provinsi dengan kebudayaan yang sangat kaya, memiliki tantangan tersendiri dalam membentuk masyarakat yang toleran dan mampu menghargai perbedaan. Masyarakat Bali yang mayoritas Hindu, hidup berdampingan dengan berbagai kelompok agama dan budaya lainnya, seperti Islam, Kristen, dan Buddha. Dalam konteks ini, pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam membangun sikap saling menghargai dan menguatkan nilai-nilai demokrasi yang inklusif.

Pendidikan bukan hanya sebagai sarana mentransfer pengetahuan, tetapi juga sebagai instrumen utama dalam membentuk karakter dan nilai-nilai sosial. Oleh karena itu, pengintegrasian nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan dalam sistem pendidikan di Bali sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang damai dan sejahtera. Artikel ini akan membahas bagaimana pendidikan di Bali berperan dalam menciptakan masyarakat yang toleran dan menghargai perbedaan dalam sistem demokrasi.

Pendidikan sebagai Sarana Pembentukan Karakter Demokrasi

Pendidikan di Bali memiliki dua tujuan utama: pertama, untuk mengembangkan kecerdasan intelektual, dan kedua, untuk membentuk karakter dan moral yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mengajarkan pentingnya penghargaan terhadap perbedaan, baik dalam hal agama, suku, ras, maupun golongan. Dalam konteks Bali, pendidikan diharapkan tidak hanya membentuk individu yang cerdas, tetapi juga individu yang memiliki kesadaran sosial tinggi, dapat hidup berdampingan dengan keberagaman, dan menjaga keharmonisan antarwarga negara.

Pendidikan demokrasi di Bali dapat dimulai sejak usia dini melalui pengenalan nilai-nilai dasar demokrasi, seperti kebebasan, persamaan hak, dan rasa saling menghormati. Pendidikan dasar, menengah, dan tinggi di Bali perlu mengintegrasikan nilai-nilai toleransi dalam kurikulum yang dapat mengajarkan siswa untuk menghargai perbedaan agama, budaya, dan suku. Hal ini penting untuk membangun masyarakat Bali yang tidak hanya menghargai keberagaman, tetapi juga mampu mengelola perbedaan dengan cara yang bijaksana.

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pilar Toleransi

Di Bali, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) berfungsi sebagai salah satu alat utama dalam menyosialisasikan nilai-nilai demokrasi dan toleransi. PKn memberikan pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta pentingnya menjaga kedamaian dan persatuan bangsa. Di dalamnya juga diajarkan pentingnya menghormati hak asasi manusia dan kebebasan beragama, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari prinsip-prinsip demokrasi.

Secara spesifik, materi yang membahas tentang keragaman budaya dan agama, serta tantangan yang muncul dalam masyarakat majemuk seperti di Bali, perlu diberikan ruang lebih dalam pembelajaran. Pemahaman tentang konsep toleransi dalam kehidupan sehari-hari juga perlu ditekankan, di mana setiap individu diajarkan untuk tidak hanya menghargai perbedaan, tetapi juga aktif mencegah diskriminasi dan intoleransi.

Di Bali, pendidikan PKn juga dapat diintegrasikan dengan pendidikan agama, sehingga siswa tidak hanya belajar tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, tetapi juga nilai-nilai agama yang mengajarkan kedamaian, kasih sayang, dan menghormati sesama manusia. Ini sangat penting di Bali, mengingat masyarakatnya yang majemuk baik dalam hal agama maupun budaya.

Pembelajaran Multikultural di Sekolah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun