Mohon tunggu...
Ayu SittaDamayanti
Ayu SittaDamayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Ingin jadi manusia baik

_Berbagi Memori dalam Tulisan _

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Murah di Negeri Penuh Janji

21 Oktober 2024   11:28 Diperbarui: 21 Oktober 2024   12:16 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Dokpri, Made by Canva)

Di negeri janji, Murah berdiri,
Senyum merekah, selayaknya mentari,
"Kita tak butuh banyak, cukup sejumput mimpi,
Semua bisa murah, asal tahu cara mematri."

Ia bicara pada Menteri Kesehatan,
"Obat mahal? Minum air, itu pilihan,
Sakit demam? Istirahat saja tenang,
Murah, murah, hidup jadi ringan."

Lalu ia temui sang Menteri Pendidikan,
"Buku tebal itu membuang anggaran,
Cukup satu lembar, esensinya kan tetap bertahan,
Murah itu cerdas, hemat, dan menawan."

Tak lupa ia sapa sang Menteri Transportasi,
"Bus? Setengah saja, selebihnya kaki,
Murah bukan berarti sengsara, kawan,
Jalan kaki sehat, hidup lebih aman."

Namun rakyat mulai gelisah, bertanya,
Di mana janji murah hati itu nyata?
Sakit tak terobati, sekolah tak lagi cerdas,
Hidup jadi murah, tapi serasa terempas.

Dan Presiden, dengan kemurahan hati,
Melihat jauh ke dalam negeri,
"Murah itu tak berarti hampa,
Harapanku tak sesederhana kata."

Murah tetap tersenyum dalam sunyi,
Meninggalkan janji di balik mimpi,
Di negeri yang terus berharap lebih,
Kata murah pun perlahan tersisih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun