Kerja sama di bidang kehutanan menjadi salah satu prioritas dalam agenda ASEAN sejak tahun 1993. Pengelolaan hutan lestari dan pengembangan produk hutan yang efektif menjadi pilar penting dalam memastikan keberlanjutan sumber daya alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada hutan. Salah satu entitas utama yang memimpin upaya ini adalah ASEAN Working Group on Forest Products Development  (AWG-FPD), yang telah menjadi katalisator dalam memperkuat sektor kehutanan di ASEAN.
Sejarah dan Tujuan AWG-FPD
AWG-FPD dibentuk pada tahun 1998 dengan tujuan memberikan rekomendasi spesifik dan analisis kebijakan terkait perdagangan produk hutan dan pengembangannya. Tujuan utama dari kelompok kerja ini adalah untuk meningkatkan daya saing produk hutan ASEAN di pasar internasional, melalui penyelarasan standar nasional dengan standar internasional, dan mendorong perdagangan produk hutan secara berkelanjutan baik dalam ASEAN maupun dengan negara di luar ASEAN.
Agenda dan Aktivitas Terbaru
1. Sertifikasi dan Legalitas Kayu
Dalam rencana pertemuan Ke-27 AWG-FPD yang akan diadakan pada 15-16 Juli 2024 di Bogor - Indonesia, salah satu agenda utamanya adalah membahas perkembangan terkait Kriteria dan Indikator ASEAN (C&I) untuk legalitas kayu dan sertifikasi pengelolaan hutan. Hal ini mencakup implementasi sistem sertifikasi dan jaminan legalitas kayu yang bertujuan untuk memastikan bahwa kayu yang diekspor dari ASEAN memenuhi standar legalitas dan keberlanjutan internasional.
2. Pengembangan Tanaman Obat dan Herbal
Pada sesi ini, laporan kemajuan negara terkait pengembangan tanaman obat dan herbal juga akan dibahas. Diskusi mencakup topik-topik seperti penelitian dan pengembangan (R&D), produksi, pemasaran, keterlibatan sektor swasta, serta inisiatif konservasi. Malaysia, sebagai salah satu anggota, menurut rencana, akan mengemukakan pertukaran basis data tentang tanaman obat dan herbal ASEAN yang diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengembangan produk berbasis tanaman obat di wilayah ASEAN.
3. Produk Hutan Non-Kayu (NTFP)
Agenda lainnya adalah pembaruan mengenai pengembangan dan perdagangan produk hutan non-kayu (NTFP). Diskusi difokuskan pada potensi produk-produk seperti getah, resin, madu hutan, dan berbagai produk lainnya yang tidak hanya memiliki nilai ekonomis tinggi tetapi juga memberikan alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat yang bergantung pada hutan.
4. Harmonisasi Standar Nasional dan Protokol Pengujian
Untuk memfasilitasi perdagangan produk hutan di tingkat internasional, AWG-FPD menekankan pentingnya penyelarasan standar nasional dan protokol pengujian sesuai dengan Standar ISO. Indonesia, sebagai negara anggota, akan mengusulkan pengembangan standar nasional melalui adopsi atau modifikasi standar ISO terbaru untuk memastikan produk hutan ASEAN dapat bersaing di pasar global.
5. Penguatan Kerja Sama dan Promosi Perdagangan
AWG-FPD juga berkomitmen untuk memperkuat kerja sama antar lembaga penelitian dan promosi perdagangan ASEAN. Hal ini melibatkan pembaruan jaringan pengetahuan regional tentang pengembangan produk hutan dan memperkuat promosi perdagangan produk-produk hutan ASEAN, dengan fokus pada peningkatan citra produk di pasar internasional.
Kolaborasi Internasional dan Dampaknya
AWG-FPD tidak hanya beroperasi di dalam lingkup ASEAN tetapi juga menjalin kemitraan dengan berbagai organisasi internasional seperti FAO, RECOFT, CIFOR, dan AFoCO. Kolaborasi ini telah memberikan keahlian teknis dan dukungan strategis yang membantu ASEAN dalam mengembangkan kebijakan yang efektif dan mendukung pengelolaan hutan secara berkelanjutan.
Kesimpulan dan Prospek Masa Depan
Peran Asean Working Group on Forest Products Development  (AWG-FPD) sangat krusial dalam memajukan sektor kehutanan di ASEAN. Dengan fokus pada sertifikasi legalitas kayu, pengembangan produk hutan non-kayu, dan harmonisasi standar nasional dengan standar internasional, AWG-FPD telah menciptakan landasan yang kokoh untuk memperkuat daya saing produk hutan ASEAN di pasar global. Ke depan, AWG-FPD diharapkan terus berinovasi dan mengadaptasi strategi baru yang mampu menjawab tantangan dan peluang di sektor kehutanan global, sambil memastikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada hutan.