Fajar utama, melaju mengiringi pancaran sinar mentari pagi
Mencoba mengejar kilauannya yang memancar menyilaukan, raungannya membelah jalanan tak beraspal
Menarik gerbong pengangkut insan yang merindu
Insan yang meninggalkan cintanya demi dunia yang merayu 'tuk dikejar
Berharap cintanya akan setia menunggunya di stasiun awal
Insan yang menuju cintanya setelah lelah berkelakar dengan duniaÂ
Berharap cintanya akan menyambut dengan tawa untuk membuka topeng kepalsuan dunia
Fajar utama, melintasi rel yang kokoh menopang perjalanannya
Mentari semakin meninggi, menerangi sejoli yang tengah dimabuk asmara
Sejoli yang sibuk melukis kenangan di dalam gerbong
Ah, perjalanan yang sudah pasti tak melelahkan bagi sejoli
Membuat iri burung blekok yang mengintip dari jendela, sampai ia terlupa berburu mangsa di hamparan sawah
Fajar utama menarik gerbong berjuta rasa, banyak kenangan terukir disana
Tugasnya tak ringan, banyak kotak rindu tanda cinta yang mesti ia jaga
Perjalanannya melintasi hari yang terang, menuju stasiun hati yang merindu disinggahi
Mengirim kotak bertuliskan ' Aku pulang untuk cintaku '
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H