Rumah tercipta dari pondasi impian dan harapan
Awal mimpi dan cinta bermula
Tempat mengendapkan lara dan letihÂ
Rumah
Titik terbaik menyambut fajarÂ
Melalui pintunya, langkah kaki dimulai menjemput dunia
Bergulat dengan penat
Rumah
Titik terbaik menikmati senja
Ketika kehangatannya menyusupÂ
Seketika menyulap penat menjadi pahatan perjuangan
Rumah
Tak ada takaran nyaman dalam ukuran rumah, yang ada  hanya menakar kenyamanan penghuninya
Tempat rasa syukur bermula
Tempat membangun kembali runtuhnya kekuatan diri
Rumah
Ketika menjadi puing
Menyisakan pondasi berlumut
Berganti penghuni
Laba-laba mulai berlomba membangun sarangÂ
Tak ada lagi yang mengusiknya
Rumah
Kini menjadi prasasti kenangan
Hanya bisa utuh dalam ingatan yang kian kabur tertutup kabut kehidupan
Ia abadi dalam ruang rindu
Ruang yang kian hari kian terasa sempit
Menghimpit hingga sesak dipenuhi rasa sesal
Sesal tak menikmati tawa dengan hati, tak menyelami tangis lebih bijaksana
Rumah
Tempat awal kehidupan dilahirkan
Tempat terakhir menutup kehidupan
Rumah, tunggu aku pulang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H