Tapi, justru itulah keistimewaannya. Di Trenggalek, hidup terasa lebih pelan dan sederhana. Kamu nggak perlu pusing mikirin promo diskon 50% atau antre di Starbucks. Hiburan di Trenggalek adalah kehidupan sehari-hari: pasar pagi dengan sayur segar, obrolan hangat dengan penjual, dan ketenangan kota kecil yang jarang ditemui di Malang.
Malang boleh punya pusat perbelanjaan besar, tapi Trenggalek mengajarkan kita bahwa kebahagiaan nggak selalu ada di dalam mal. Kadang, kebahagiaan ada di warung kopi kecil yang menyajikan kopi hitam panas tanpa gula.
Trenggalek Tidak Butuh Perbandingan untuk Bersinar
Trenggalek bukan Malang, dan ia tidak pernah ingin jadi Malang. Membandingkan keduanya itu seperti membandingkan wedang ronde dengan es kopi susu: dua-duanya nikmat, tapi beda fungsi. Kalau Malang adalah tempat mencari keramaian dan gemerlap, Trenggalek adalah tempat mencari kedamaian tanpa basa-basi.
Jadi, berhentilah membandingkan Trenggalek dengan Malang. Sebagai kota kecil di ujung Jawa Timur, Trenggalek sudah cukup dengan pesonanya sendiri. Ia adalah rumah bagi mereka yang bosan dengan segala hiruk-pikuk dan ingin mencari sesuatu yang lebih tulus. Malang mungkin akan terus bersinar dengan segala gemerlapnya. Tapi Trenggalek? Ia adalah cahaya kecil yang selalu ada, meski jarang dilihat. Kalau kamu cukup berani untuk melihat lebih dekat, Trenggalek akan menyambutmu dengan hangat tanpa perlu drama.
Kalau  kamu mau tahu kenapa Trenggalek layak dicintai, coba datang dan lihat sendiri. Mungkin jalan ke sana tidak semudah ke Malang, tapi justru itu poinnya. Trenggalek adalah destinasi untuk mereka yang siap jatuh cinta tanpa pretensi. Jadi, kapan ke Trenggalek?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H