Mohon tunggu...
Ayu Sintha
Ayu Sintha Mohon Tunggu... PNS -

Life for the present n future time n not living for the past.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ritual Adat Tiwah, Wara, dan Ijambe di Kotaku

7 Mei 2015   16:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:17 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sandung

Sedangkan di wilayah Kahayan, Rungan dan pedalaman Katingan, yaitu dari Tumbang Sanamang maka pelaksanaan Tiwah berlangsung selama 1 bulan. tentu saja ini menghabiskan dana yang tidak sedikit. Biasanya pelaksanaan Tiwahnya secara massal dan menggandeng pemerintah daerah setempat dalam pelaksanaannya. Jika di tiga wilayah ini menggunakan Telon dan Balian Hanteran atau Basir maka di wilayah Katingan seperti Kasongan bisa hanya Pisur atau Basir saja. Jasad yang sudah meninggal pada umumnya dimasukkan dalam Raung lalu dikuburkan dan beberapa tahun atau berpuluh tahun kemudian jika Panitia Upacara Tiwahnya sudah dibentuk dan siap, maka dilaksanakan Tiwah selama 1 bulan dan selama proses tersebut tulang-belulang dari orang yang sudah meninggal lalu dibersihkan dan dibungkus kain putih dan dimasukkan ke dalam "sandung", seperti gambar yang ada di atas. Lalu tentu saja tak lupa diletakkan patung Sapundu di samping, di depan maupun di dekat Sandung tersebut. "Sapundu" adalah patung penggambaran dari Liau atau orang yang meninggal tadi semasa hidupnya.

Bahkan saya pernah menemukan ada Sapundu yang mana menggambarkan 2 orang, yaitu pria dan wanita, di mana posisi wanitanya jongkok dan membungkukkan badannya ke depan, sedangkan sang pria sedang berdiri tepat di belakang wanita tersebut dengan posisi bawahannya mendekati bagian belakang wanita tersebut. Sebenarnya itu juga kebetulan karena pada tahun 2002 lalu saya dan keluarga tante saya berkunjung ke rumah sepupu ibu saya yang berada di Bukit Goha, Kabutapaten Pulang Pisau. Eh, tidak jauh dari rumah tante saya tersebut sekitar 10 meter saja saya dan keluarga tante menemukan Sapundu ajaib ini, om saya yang berasal dari Garut senyam-senyum ketawa melihat Patung tersebut. cuma tante saya yang berkata dengan suara keras. "Kenapa Sapundunya begini, mungkin matinya dulu lagi begituan," katanya.

Di bawah ini ada adalah satu gambar dari Sapundu yang ada di Kecamatan Tewang Sangalang Garing atau Kelurahan Pendahara.

[caption id="attachment_415771" align="aligncenter" width="252" caption="dok. pri"]

1430989559246816678
1430989559246816678
[/caption]

Pada umumnya Sandung terbuat dari Kayu Ulin atau Tabalien atau kayu besi, salah satu Sandung yang terkenal adalah Sandung Bawi Kuwu Tumbang Rakumpit yang berada di wilayah Kecamatan Rakumpit, Palangkaraya. Menurut legenda gadis cantik ini dimakan oleh buaya, dan saat buaya ditemukannya kakak dari Buwu Kuwu karena marah lalu menghujamkan senjata ke leher buaya tersebut sehingga begitu buayanya mati, matilah juga Bawi Kuwu yang berada di dalam perut buaya tersebut, padahal ada cara mengeluarkannya tanpa terluka menurut ceritanya.

Oh ya, kalau Ijambe yang ada di Kabupaten Barito mirip dengan Ngaben, saya pernah melihatnya di brosur pariwasata dari Dinas Pariwisata di kotaku dulu, caranya pun dibakar tetapi dalam pelaksanaannya saya tidak tahu karena belum berkesempatan melihat langsung acara tersebut. Jika Anda mengikuti Upacara Tiwah ini biasanya Anda bisa ditawari Tuak atau Baram oleh keluarga yang sedang Tiwah, tetapi bagi Anda yang asing dengan minuman sejenis ini biasanya tidak dipaksakan juga untuk meminumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun