Mohon tunggu...
Ayu Shella
Ayu Shella Mohon Tunggu... Penulis - Udah sembuh belum, Yu? Belum, gilaku makin menjadi.

saleum dari Aceh! Karya sastra dan segala yang berhubungan dengannya. Bahasa dan segala aspeknya. Adat budaya dan segala kerumitannya. Tiga hal ini merupakan kegiatan yang paling saya sukai.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membaca sebagai Salah Satu Syarat Bertahan Hidup

19 Oktober 2024   16:38 Diperbarui: 19 Oktober 2024   16:55 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setelah 3 minggu mengajari mereka saya dihadapkan pada kenyataan mereka yang tidak lancar membaca dan menulis. Masalah baca dan menulis masih bisa saya kendalikan. Saya mencoba mengajarkan mereka dengan sebaik mungkin. 

Kemudian saya menemukan tantang lain yang lebih sulit. Ketidaktahuan mereka terhadap membaca dan menulis mempengaruhi emosianal mereka. Mereka lebih cepat marah, lebih cepat prustasi jika tidak bisa, dan akan langsung kesel ketika saya tidak mengabulkan keinginan mereka.

Saya terus-terusan diuji dengan tingkah mereka yang menurut saya sudah luar biasa. Mereka suka bercakap kotor atau bahasa makian. Mereka suka membulli dan memukul kawan, dan parahnya mereka tidak segan atau menghargai guru yang tidak kasar. Mereka hanya takut pada guru yang berani kasar dengan mereka.

Mental seperti ini dikarenakan mereka kurang membaca sehingga wawasan mereka juga minim. Saya tidak benci dengan anak didik saya yang demikian tetapi saya kecewa karena mereka menyia-nyiakan hidup mereka.

Setelah kendala terselesaikan, akhirnya saya mengajar di kelas VIII. Saya juga dipercayakan oleh Wakil Kepala Sekolah sebagai Wali kelas. Sungguh ini amanah yang sangat berat bagi saya. Beberapa kali saya coba menolak tetapi tetap saya tidak dapat diganti. 

Setelah melihat keadaan kelas IX saya ingin menetapkan goals saya yaitu harus memberantas anak yang tidak bisa baca dan menulis. Memberantas dalam artian nanti ketika naik kelas saya ingin mereka semua sudah bisa membaca dengan lancar.

Apalah daya saya yang harus menjadi wali kelas sehingga konsentrasi saya menjadi terpecah. Selain mengajar saya juga harus mengelola kelas yang diisi oleh 32 murid dengan berbagai karakter.

Di awal masuk, saya mengetes mereka membaca dan menulis. Betapa terkejutnya saya ternyata hampir setengah dari semua murid kelas VIII tidak lancar membaca dan menulis.

Ya Tuhan, ini kembali momok yang menakutkan bagi saya. 

Sembari waktu terus berjalan. Sedikit semi sedikit saya mencoba segala cara agar mereka bisa membaca dan menulis. Kelas VIII saya tidak lagi mengajar berdasarkan buku sepenuhnya. Buku paket yang diberikan oleh pemerintah hanya saya jadikan sarana untuk mereka membaca. 

Saya mencoba mencoba mengajarkan mereka dari hal terkecil yaitu menulis huruf abjad dengan benar. Mengajarkan mereka membaca dengan baik dan menulis dengan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun