Mohon tunggu...
Ayu Shella
Ayu Shella Mohon Tunggu... Penulis - Udah sembuh belum, Yu? Belum, gilaku makin menjadi.

saleum dari Aceh! Karya sastra dan segala yang berhubungan dengannya. Bahasa dan segala aspeknya. Adat budaya dan segala kerumitannya. Tiga hal ini merupakan kegiatan yang paling saya sukai.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membaca sebagai Salah Satu Syarat Bertahan Hidup

19 Oktober 2024   16:38 Diperbarui: 19 Oktober 2024   16:55 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peringatan! tulisan saya ini tidak untuk menyinggung pihak manapun. Semua tulisan saya, saya tulis berdasarkan pengalaman yang saya alami. Jika ada pihak yang keberatan saya mohon maaf itu diluar kendali saya.

"Membaca sebagai Salah Satu Syarat Bertahan Hidup". Konsep ini belum dipahami oleh anak sekolah menengah. Mereka tak pernah tau jika membaca membawa efek yang sangat besar di hidup mereka. Ini bukan asal bicara tetapi hasil tanya jawab dan observasi saya di sekolah tempat saya mengajar.

Sebelum mengajar di sekolah negeri saya dulu mengajar di sekolah swasta yang berbasis asrama. Sebelum masuk sekolah dan diterima di sekolah anak didik saya dulu harus di tes terlebih dahulu. banyak tes yang mereka lakukan. Tes membaca adalah tes paling remeh bagi mereka karena untuk masuk ke sekolah ini mereka harus memiliki nilai yang tinggi. Setelah ini baru akan ada tes lisan dan tulisan.

Baiklah, kita kesampingkan dulu sekolah swasta karena memiliki perbedaan yang sangat signifikat jika dibandingkan dengan negeri. Entah apa yang terjadi di negeri ini hingga anak-anak tidak mendapatkan pendidikan yang sama.

Kita tinggalkan masalah perbedaan itu. Setalah pengumuman tempat tugas yaitu di sekolah negeri, saya mencoba untuk optimis. Saya bisa untuk menghadapi dan membuat anak didikku menjadi bisa pelajaran Bahasa Indonesia.

Sebelumnya, banyak sekali kasus yang telah saya baca dan saya lihat di internet maupun media sosial. Banyak guru SMP mengeluh karena anaknya yang masih membaca dengan mengeja atau bahkan sama sekali tidak bisa.

Ini salah siapa?

Saya rasa kita tidak perlu mencari kambing hitam karena zaman sekarang kambing putih [pun dapat menjadi hitam.

Kalau tidak mencari kambing hitam, memangnya apa yang bisa kita lakukan?

Berbenah, jika tidak dapat mengubah banyak orang setidaknya kamu bisa mengubah dirimu dan orang terdekatmu.

Awal semester karena ada sedikit kendala saya ditugaskan untuk mengajar kelas IX. Saya pikir saya akan menghadapi anak didik yang sudah mulai dewasa dan mulai berpikir yang yang dia inginkan. Pemikiran itu hanya tergambar diimajinasi saya. Pada kenyataannya saya menemukan sebagian anak didik saya yang masih kurang lancar dalam membaca dan menulis. Sebagian dari mereka bahkan belum bisa menuliskan kalimat dengan dengan benar. SPOK mereka tidak tau, kata kerja, kata benda, dan kata sifat pun asing bagi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun