Judul Novel: Meurah Johan (Aceh pertama)
penulis: Ali Hasjmy
penerbit: Bulan Bintang, Jakarta
rangkuman tentang novel ini:
kisah ini bercerita tentang seorang pemuda di zaman kerajaan Aceh. Karajaan ini bernama Kerajaan Aceh Darusslam. Merah johan dan para pemuda lainnya pergi dari daratan Perlak menuju ke Daerah Pidie dan Aceh Besar. Merka mencoba untuk mengislamkan kerajaan China yang dipimpin oleh Maharani Nian Nio saat itu. perang semakin berkecambuk. adu taktik menjadi hal yang harus dipikirkan secara mata oleh kedua orang ini.
Maharani Nian Nio merupakan wanita yang tangkas dalam berperang. Ia wanita juga tangkas dalam menggunakan senjata. Bahkan, lelaki di kerajaannya tidak sanggup untuk melawannya. sebelum ia naik tahta, Maharani Nian Neo menggulingkan Maharaja sebelumnya. Hal ini, dikarenakan raja sebelumnya sangat angkuh dan culas.
Singkat cerita, Maharani Nian Noe jatuh hati pada Meurah johan dan ia kalah dalam perang. Rakyat Maharani Nian masih sangat menjunjung tinggi segala perintah Maharani Nian. Mereka memang kalah perang tetapi mereka tetap padakeyakinannya yaitu memeluk agama Budha.
Pada akan memutuskan menikahi Maharani Nian, Meurah Johan diselimuti oleh rasa galau yang bersangatan. Saat itu ia telah beristrikan Indera Kusuma, seorang wanita cantik budi dan wajahnya. Meurah johan sangat mencintai istrinya tetapi ia juga ingin melaksanakan jihat bersar ini.
Para tetua yakin, jika Meurah Johan menikah dengan Maharani Nian, agama islam akan semakin meluas. Pengikut Maharani Nian pasti juga akan mengikutinya dalam memeluk islam. Dalam keputusan terakhir dengan dibantu oleh gurunya dan keiklasan Indera Kusuma akhirnya Meurah Johan dan Maharani Nian menikah. Pernikahannya diikuti dengan pengsyahadatan akbar dari Maharani nia dan semua pengikutnya.
Indera Kusuma ikut dalam persiapan pengsyahadatan akbar ini. Ia sangat terharu. keiklasanya dalam berpoligami diganti oleh Allah dengan rasa syukur bertambahnya umat islam di Tanah Rencoeng ini.
Selain masalah perang dan kerumitan percintaan antara Merah Johan, Indera Kusuma, dan Maharani Nian banyak lagi hal yang menurut penulis sangat bagus diambil dari buku ini. hal lainnya yang penulis maksud yaitu:
1. cara kepemimpinan Maharani yang baik.
2. kisah cinta Mayang
3. dan yang membuat penulis menangis yaitu saat Mujahidah Latifah meninggal. Mengingatnya pun membuat penulis merinding.
Sangat disayangkan bahwa buku ini hanya diproduksi dan bisa dibaca di Perpustakaan dan Museum Yayaasan Ali Hasjmy. Selain itu kosakata yang digunakan menjadi asing ketika dibaca oleh pemudah zaman sekarang. hal ini menyebabkan buku ini susah untuk dipahamni.Â
Cetakan pertama dicetak tahun 1976, dimana saat ini masih menggunakan bahasa Indonesia yang belum disempurnakan. Penulisan kosa kata masih banyak menggunkan bahasa melayu. Akan tetapi buku ini membuat pembaca mudah memahami dengan beberapa catatan kaki yang tercetak dibagian bawah buku.
ini merupakan pandangan penulis. jik aada kesalah penulis berharap ada yang memperbaikinya. Membahas sejarah memang bisa membuat penulis berkeringat dingin. Kesalahn dalam penulisan dapat mengubah sejarah. Bismillah semoga tulisan ini dapat diterima.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI