Mohon tunggu...
Ayu Shella
Ayu Shella Mohon Tunggu... Penulis - Udah sembuh belum, Yu? Belum, gilaku makin menjadi.

saleum dari Aceh! Karya sastra dan segala yang berhubungan dengannya. Bahasa dan segala aspeknya. Adat budaya dan segala kerumitannya. Tiga hal ini merupakan kegiatan yang paling saya sukai.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hukum Rimba

15 Maret 2019   14:31 Diperbarui: 15 Maret 2019   15:21 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"ini tidak bisa kita cepatkan karena ini amanah Almarhum Abu untuk membuat struktur baru dan mencoret nama abu dalam daftar struktur"

"kalau begitu tinggal coret saja. Apa susahnya" ucapnya sambil melirik kearah orang lain dengan ujung mata.

"semoga saja rapatnya tidak jadi. Kalu jadi bisa mati aku jika mereka tau sebagian uang itu sudah aku gunakan" batin karud.

"kalau begitu ganti saja abu dangan Aruun si imam mesjid itu. Dan rapat selesai" putus orang itu sesukanya.

"Alisam duduk kembali ketempatmu sekarang!" perintah Imam. Ia sudah tidak ingin membahas ini terlalu lama tetapi tidak segampang ini juga.

Alisam si "umpang karu" mengeluaran sesuatu dari balik bajunya. " kau berani memerintakanku?" tanyanya sambil menodongkan senjata api di kepala Imam. "sudah lama aku geram dengan kelakuanmu. Kau ini bukan siapa-siapa. Hanya kacung situa Bangka yang kalian sebut Abu itu. Jika ku bilang rapat selesai ya maka rapatnya selesai" ucap Sam dengan penuh penekanan.

Imam hanya bisa menelan ludah. Ia tidak menyangka Alisam akan memperlihatkan taringnya disini. Tidak ada yang membela imam semua anggota rapat seolah bungkam.

"baiklah saya akan percepatkan semua ini. Abu sebagai penasehat diganti oleh Arun Rasid, saya yang dulunya sekretaris akan digantikan oleh Zamzami. Dan sebelumnya saya disini hanya mau pamit. Saya akan dipindah tugaskan ke daerah lain. Maka silahkan kalian buat sesuka kalian" papar Imam.

"asslamulaikum" pamitnya dan keluar dari ruang rapat tersebut.

Imam pun pergi dan Alisam kembali memasukan senjatanya di belakang bajunya. Ia ersenyum sinis saat melihat kepergian Imam

"akhirnya pengganggu pergi juga" ucap Arun dan dibalas senyuman oleh anggota rapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun