Mohon tunggu...
Ayu Shanty
Ayu Shanty Mohon Tunggu... karyawan swasta -

I'm a simple women ^_^

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja Pantai Selatan

24 Februari 2015   23:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:34 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harus kuakui, kau memiliki segala yang kuidamkan dari seorang pria. Harta, tahta, kedudukan, nama baik, tampang bagus, murah hati, pengertian, perhatian, apa lagi? Tapi justru kesemuanya itu menjadikanku sadar bahwa aku telah terperangkap oleh rasaku sendiri, dan itu tidak boleh terjadi! Cinta itu hanya mainan, ia ibarat api, dan aku tak ingin terbakar!

"Persetan apa kata orang," katamu, "kita yang menjalani, bukan orang lain!"

Kenapa kau begitu keras kepala? Apa yang kautahu tentangku? Beban hidupku? Kautahu, dunia menyanyi yang kubenci ini menjanjikan hari-hari indah untuk keluargaku. Dengan sedikit rayuan gombal tentunya, demi mendapat 'saweran lebih'. Dan aku lebih memilih langkah salah ini demi menghidupi anak dan keluarga daripada harus menikah denganmu di bawah tekanan batin; cemoohan keluargamu yang tetap memandang hina, dan memanglah aku hina. Lepas dari itu, aku mencintaimu, dan tak ingin membebani hidupmu dengan melabuhkan seluruh tanggung jawabku padamu.

"Jangan menghubungiku lagi ...," pintaku. Tak kulihat purnama malam ini. Aku berlari meninggalkanmu yang mematung dengan segala kekecewaan yang kuberi. Kususuri pantai yang tak bertepi ini, mencari di mana letak ujung hatiku yang menyembunyikan trauma akan cinta. Ingin kuhancurkan ia dan menempatkanmu di ruang terindah di sana, meski kau takkan pernah bisa kumiliki.

"Bila ada yang bisa membuatmu lebih bahagia, apapun itu, pergilah. Tapi bila kau menilaiku pantas untukmu, hati ini takkan pernah tertutup untukmu ...." Kalimat terakhirmu itu membuatku membencimu, dan aku tak tahu kenapa. Biarlah senja pantai selatan tetap menjaga rasaku ....
**** **** ****
*Tamat*

Feb 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun