Mohon tunggu...
AYU SHAFIRA
AYU SHAFIRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seseorang yang memiliki semangat tinggi dalam belajar dan menjelajahi dunia pengetahuan. Dengan sikap yang terbuka dan antusias, saya senang mengeksplorasi berbagai topik dan selalu mencari pemahaman yang lebih dalam. Saya percaya bahwa belajar adalah perjalanan seumur hidup dan saya selalu bersemangat untuk menambah pengetahuan dan keterampilan baru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teknologi dalam Pembelajaran: Revolusi atau Ancaman?

2 November 2023   18:40 Diperbarui: 2 November 2023   18:44 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan adalah kilas balik indah dalam sejarah umat manusia, diwarnai dengan perdebatan dan evolusi. Namun, abad ke-21 membawa kita ke dalam era baru, di mana teknologi telah membanjiri pintu-pintu pendidikan. Pertanyaan mendasar pun muncul: apakah teknologi dalam pembelajaran adalah revolusi yang membawa harapan atau ancaman yang menakutkan?

Teknologi telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita mengakses dan menyajikan informasi. Internet, perangkat pintar, dan platform pembelajaran online telah memberikan akses ke berbagai sumber pengetahuan. Ini memungkinkan siswa untuk memperluas wawasan mereka di luar batasan buku teks dan ruang kelas tradisional. Ini adalah revolusi positif dalam pendidikan, memungkinkan pembelajaran sepanjang hayat.

Dengan adanya teknologi tentu membuat pendidikan ini menjadi sangat mudah. Semua orang dapat belajar apapun dengan lebih mudah tanpa adanya hambatan jarak. Sebuah penelitian yang diterbitkan di “Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan” pada tahun 2021 menunjukkan dampaknya yaitu guru tidak hanya sebagai acuan sumber ilmu pengetahuan, sehingga siswa tidak hanya terpusat pada guru dan informasi belajar yang diberikan oleh guru saja, namun juga dapat mengakses materi pembelajaran melalui internet, guru memiliki peran sebagai pengajar dan pembimbing, jadi setiap siswa dibimbing dalam belajar untuk mengarahkan dan memantau proses pendidikan, supaya siswa ini tidak salah jalan dalam menggunakan media informasi dalam belajar di sekolah.

Namun, adopsi teknologi dalam pendidikan juga menghadapi sejumlah tantangan dan ancaman. Salah satu contoh dampak negatifnya adalah ketika internet digunakan sebagai sumber informasi yang sangat luas namun belum tentu dapat dipercayai. Situasi ini muncul karena kemajuan teknologi memberikan kesempatan kepada siapa pun untuk mempublikasikan konten di internet, baik itu berupa berita yang benar maupun berita yang tidak benar. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan untuk membaca dan menilai informasi dengan cermat. Selain menguasai cara menggunakan teknologi, aspek yang tak kalah pentingnya adalah kualitas individu dalam memanfaatkan teknologi tersebut. Semua ini dilakukan agar kualitas pendidikan tetap terjaga.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Muclis Aziz dan Nurainiah pada “Jurnal AL-IJTIMAIYYAH: Media Kajian Pengembangan Masyarakat Islam” pada tahun 2018 yang memeriksa pengaruh penggunaan handphone terhadap interaksi sosial remaja di desa Dayah Meunara kecamatan Kuta Makmur kabupaten Aceh Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan handphone menyebabkan remaja kurang peka terhadap lingkungan dan menurunkan kualitas pertemuan secara langsung. Padahal teknologi harusnya diciptakan untuk membantu pekerjaan manusia sehingga manusia harusnya menguasai teknologi agar teknologi dapat berkembang dan bermanfaat dengan maksimal, bukan malah manusia yang dikuasai oleh teknologi.

Selain itu, Yohannes Marryono Jamun dalam artikelnya yang berjudul “Dampak Teknologi Terhadap Pendidikan” pada tahun 2018 juga menuturkan bahwa teknologi memberikan peluang terjadinya tindakan kriminal di dunia pendidikan, seperti pencurian dokumen penting dan tatanan pendidikan yang dirahasiakan oleh sebuah lembaga.

Penting untuk merangkul teknologi dengan bijak. Hal ini mengisyaratkan bahwa teknologi harus dilihat sebagai sekutu dalam pendidikan, bukan sebagai pengganti guru. Guru perlu terus berperan sebagai pemandu yang membimbing siswa dalam mengembangkan keterampilan kritis dan kemampuan berpikir mandiri. Mereka memiliki tanggung jawab besar dalam membantu siswa memahami dan menilai informasi dengan cermat dalam era informasi yang melimpah. Dengan teknologi sebagai alat pendukung, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih interaktif dan berfokus pada kebutuhan individu siswa, memungkinkan mereka untuk belajar dengan cara yang sesuai dengan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain, teknologi seharusnya tidak hanya menjadi instrumen yang menggantikan peran pendidik, melainkan alat yang mendukung pengajaran yang lebih efektif, dinamis, dan disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun