Refleksi Aksi Nyata - Inspirasi dari program Wisata Literasi Siswa ini didasari dari kecintaan anak-anak dalam dunia literasi. Mereka juga difasilitasi pojok baca yang dibuat oleh kolaborasi guru dan orang tua di sekolah kami. Mereka dapat membaca buku dan membangun ruang diskusi antar sesama murid di pojok baca ini.
Timbul pertanyaan pemantik dalam diri ini, "mengapa tidak jika mereka menulis dan hasil karya tulisan mereka dapat terpampang di sudut baca tersebut? Bukankah hal ini akan meningkatkan semangat mereka untuk membaca?". Saya mengajak beberapa murid dari setiap perwakilan kelas atas (empat, lima, dan enam) untuk berdiskusi terkait hal ini. Kami membahas mengenai tema apa yang akan ditulis.buku antologi tersebut. Terkait proses penerbitan, kami sudah memilih penerbit yang akan kami ajak bekerja sama.
Berangkat dari pemikiran tersebut, saya meminta izin kepala sekolah terkait program Wisata Literasi ini. Ternyata beliau pun menyambut baik dan mendukung kegiatan. Langkah selanjutnya yaitu saya bersama rekan sejawat yang juga tertarik dalam bidang literasi membuat sebuah program Wisata Literasi Siswa. Kami berdiskusi bersama terkait teknis agenda program ini. Mulai dari persiapan hingga pelaksanaan dan terbitnyaSetelah kami siap dengan rangkaian langkah-langkahnya. Kami memulai mendata para siswa yang berminat mengikuti agenda ini. Kegiatan pertama adalah agenda sosialisasi dan memberikan motivasi menulis kepada para murid di dalam sebuah ruangan. Kegiatan dilanjutkan dengan menulis sebuah puisi pada lembar yang sudah disediakan. Ketika sudah selesai, mereka segera mengumpulkannya kepada kami.
Hasil tulisan dari para murid lantas kami sunting dan dikirim kepada tim penerbit di Jawa Tengah untuk proses pengajuan ISBN, desain cover, dan layout buku. Agenda selanjutnya adalah siswa mempromosikan buku mereka. Kami membuka masa pre-order, pemesanan sebelum naik cetak. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih mereka untuk membangun jiwa kewirausahaannya. Kurang lebih dua bulan berlalu untuk proses penerbitan dan percetakan, akhirnya buku antologi perdana kami pun selesai.
Perasaan saya setelah menjalankan aksi nyata modul tiga ini sungguh berkesan. Kali pertama, saya dan rekan sejawat mengajak murid berperan serta menentukan program yang mereka inginkan, program yang lahir dari potensi dan bakat para murid di SD Islam Plus Al Wafa khusunya kelas empat, lima, dan enam.
Pembelajaran yang dapat saya ambil dari kegiatan ini adalah:
- Kolaborasi bersama rekan sejawat membuat pekerjaan menjadi lebih ringan dan terlaksana dengan baik.
- Murid adalah aset yang dimiliki oleh sekolah. Potensi dan bakat mereka perlu kita gali dan kembangkan agar mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan memiliki motivasi intrinsik dalam setiap berkegiatan.
- Keberhasilan dari kegiatan ini dapat dinilai dari banyaknya peserta menulis dan jumlah buku yang dicetak. Hal ini menunjukkan antusias para murid dalam menjalankan program.
- Dukungan dari kepala sekolah dan rekan sejawat yang begitu besar membuat saya percaya bahwa literasi di SD Islam Plus Al Wafa insyaallah akan terus menggaung.
Beberapa rencana perbaikan ke depannya sudah saya rancang sebagai berikut:
- Pendataan murid yang ingin bergabung dilakukan minimal 1 minggu sebelum agenda dilaksanakan.
- Proses sunting yang perlu dipersingkat waktunya sehingga buku dapat selesai lebih cepat daripada sebelumnya.
Demikianlah rangkaian program yang berdampak pada murid yang telah dilaksakanakan oleh saya selaku CGP Angkatan 4 bersama dengan rekan sejawat di SD Islam Plus Al Wafa dalam aksi nyata modul tiga ini. Semoga dapat menginspirasi Bapak/Ibu guru pembaca.