Koneksi Antar Materi - Patrap triloka terdiri atas tiga semboyan yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha (di depan memberi teladan), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangun motivasi), dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dukungan). Bagian dari semboyan beliau yaitu Tut wuri handayani dijadikan sebagai slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia hingga hari ini. Ketiga semboyan tersebut sangat kontekstual dengan keadaan sekarang di tengah derasnya arus perkembangan informasi dan teknologi.Â
Pada era globalisasi sekarang ini, peran guru sebagai pemimpin pembelajaran dituntut agar mampu mengelola pembelajaran yang berkualitas dengan memanfaatkan seluruh sarana dan prasarana yang tersedia sebagai aset. Pengambilan keputusan harus berdasarkan kebutuhan peserta didik. Apapun program dan rencana pembelajaran dipandang perlu untuk mempertimbangkan segala aspek untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.
Setiap guru sebagai makhluk sosial memiliki nilai-nilai yang sudah tertanam dan terpatri di dalam dirinya. Nilai ini terbentuk berdasarkan interkasi sosial, budaya, maupun kepercayaannya di masyarakat. Tentu saja perbedaan nilai ini akan berpengaruh terhadap pengambilan sebuah keputusan. Pengalaman setiap individu pun beragam, sehingga cara berpikir setiap kita akan berbeda pula dalam menghadapi masalah dan membuat keputusan untuk masalah tersebut.Â
Materi coaching yang telah dibahas pada modul sebelumnya sudah sangat jelas disampaikan oleh pendamping atau fasilitator. Pengambilan keputusan pun sudah terlatih lebih efektif dari pada sebelumnya. Hal ini tentu saja membantu CGP untuk mengaplikasikan praktik coaching di kemudian hari.Â
Seorang guru perlu memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya. Hal ini dikarenakan sikap dan emosional kita akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yang diambil. Keputusan yang  baik dihasilkan dari kematangan emosional yang baik pula. Dengan begitu, setiap pengambilan keputusan yang diambil didasarkan pada keadaan dan pemikiran yang jernih dan rasional.
Saat pengambilan keputusan, tentunya para guru sudah mempertimbagkan dampak yang akan terjadi, seperti terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Namun, adakalanya memang prediksi dampak itu bisa melesat dari dugaan, tetapi masih lebih baik apabila perencanaan mewujudkan yang positif itu dipertimbangkan terlebih dahulu. Oleh sebab itu, dalam melakukan pengambilan keputusan harus berpedoman pada paradigma, prinsip, dan sembilan langkah dalam proses pengujian dan pengambilan keputusan.
Kesulitan yang dihadapi saat menjalankan pengambilan keputusan adalah karena beberapa di antara kita terbiasa menyelesaikan masalah secara langsung pada saat kondisi emosional bergejolak. Sehingga timbullah keputusan yang terkadang tidak akurat dan merugikan pihak lain.
Menurut saya, pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil akan memberikan dampak memerdekakan murid dalam belajar. Murid dengan kemerdekaannya menentukan jalan keputusan yang harus diambil tentunya perlu dijaga dengan memberikan rambu-rambu melalui nilai dan prinsip diri yang positif
Sejatinya, seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Sebagai seorang guru murid didik, kita perlu untuk selalu memmerhatikan rencana ke depan yang akan dihadapi seorang murid ketika terjun ke masyarakat, sehingga guru harus menjadi motivator, coach dan pengaruh yang baik kepada murid agar mampu berdaya lenting dan memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan.
Keterkaitan dari modul pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan modul sebelumnya yaitu bahwa pengambilan keputusan sebaiknya dibuat dengan pertimbangan menentukan paradigma, melandaskan pada prinsip, dan mengujinya dengan menggunakan sembilan langkah uji keputusan. Pengambilan keputusan melalui pertimbangan diri atas pengetahuan dan pengalaman serta aset diri yang dimiliki oleh individu (coaching) pikiran, dan perasaan serta diselaraskan sesuai dengan nilai-nilai positif (pembelajaran sosial dan emosional).