Prinsip yang melekat bisa jadi, "Ketika aku benar saja disalahkan oleh orang tuaku, apalagi kalau aku melakukan kesalahan."
4. Dengarkan dan hadirlah secara penuh
Mindfulness. Istilah inilah yang perlu melekat kepada orang tua. Tidak jarang, kita berada di sisi anak, tetapi kita tidak seutuhnya bersama mereka. Tangan kanan masih memegang HP, tangan kiri memegang laptop ketika si anak sedang berbicara. Kita acuh tak acuh dengan ceritanya.
Apakah mereka memerhatikan kita? Benar. Jika kebiasaan ini sering terjadi, jangan salahkan anakmu jika bersikap yang sama ketika kita berbicara pada mereka. Sekali lagi, berikan contoh yang baik sehingga anak memiliki role model yang baik pula.
Selanjutnya, berikut tips untuk berbicara yang efektif kepada anak tanpa harus berteriak:
Mengapa orang tua senang sekali berteriak ketika berbicara kepada si anak? Sudahkah kita, sebagai orang tua, mengerti bagaimana proses informasi tersebut diterima oleh otak si anak?Â
Khususnya anak laki-laki, mereka memiliki tingkat fokus yang tinggi ketika mengerjakan sesuatu hal di depannya. Otaknya tidak dirancang untuk bisa melakukan hal-hal secara bersamaan.
Maka dari itu, ketika kita berbicara dengan anak laki-laki, mendekatlah kepadanya dan berikan sentuhan mungkin di tangan atau pundaknya secara halus untuk menyadarkan kehadiran kita di sekitarnya. Ketika ia sudah melihat kita, mulailah berbicara padanya.
Jika ingin berbicara kepada anak perempuan, berbicaralah lembut padanya. Perempuan lebih mengedepankan perasaannya, maka dari itu berteriak padanya hanya akan merusak "mood" mereka.
Ketika orang tua sudah memastikan berkomunikasi dengan etika yang baik, maka pekerjaan mendidik anak akan menjadi lebih mudah.Â
Pada dasarnya, semua orang ingin dihargai, tidak terlepas dari anak-anak. Menghargai orang lain itu bukan tentang 'berapa' tetapi tepatnya adalah 'bagaimana' cara kita menunjukkan sikap tersebut kepada orang lain, termasuk anak-anak yang akan menjadi penerus kita.