Kasus yang sering terjadi adalah keterlambatan berbicara atau speech delay pada si balita karena kurangnya komunikasi dua arah yang positif.
Dikatakan positif karena kita melakukan komunikasi yang efektif pada si balita, menatap matanya ketika sedang mengajaknya berbicara, dan menggunakan bahasa sederhana yang mudah dimengerti oleh mereka.
2. Mengasah kemampuan sosial emosionalnya apabila bertemu dengan orang asing
Beberapa anak ada yang langsung berani dan akrab ketika bertemu dengan orang asing. Namun, ada pula anak yang merasa takut di tengah keramaian dan bertemu dengan orang asing pertama kalinya. Kesempatan berkumpul inilah yang bisa dimanfaatkan oleh orangtua untuk mengasah keberaniannya.
3. Meningkatkan rasa awasnya jika berada di lingkungan baru
Berada di lingkungan baru perlu memiliki sikap awas terhadap orang-orang yang belum kita kenal dan perlu pula mereka diajarkan bagaimana cara beradaptasi di tengah keramaian. Pembentukan adab atau etika si balita sudah bisa kita pupuk melalui sarana pembelajaran seperti ini.
4. Menjaga kesehatan matanya
Sebagai orangtua, tentu kita paham bahwa penggunaan gawai dalam jangka waktu yang lama akan memengaruhi kesehatan mata si balita. Belum lagi jika mereka sudah ketergantungan dengan gawai tersebut, maka akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk memberikan treatment agar ia terlepas dari candu si gawai.
5. Melatih kemampuan bersosialisasi si balita
Ketika di acara yang melibatkan orang banyak, maka orangtua dapat mempergunakan waktu tersebut untuk melatih si balita agar bersosialisasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Biarkan mereka bermain dengan anak-anak seusianya tanpa ada gawai di antara mereka. Sosialisasi yang baik akan meningkatkan kemampuan bahasa pada si anak pula.
Terkadang, kita ingin si balita hanya duduk diam dan manis di kursi, tidak berlarian ke sana dan kemari.Â
Namun, kita lupa padahal mereka membutuhkan hal itu. Jika ia terlalu aktif berlari, orangtua hanya perlu mengingatkan berulang kali pada mereka. Ingatkan mereka untuk berhati-hati dan jalan saja. Hindari kalimat mengancam dan berbohong pada si balita.Â
Hal ini hanya akan membuat mereka kehilangan kepercayaan pada orangtua. Lelah mengingatkan dan berlarian? Pastinya. Namun dengan begitulah mereka akan belajar tentang adab dan peraturan di depan umum.
Sebelum berangkat menuju tempat acara, alangkah baiknya kita perlu mengingatkan mereka tentang peraturan yang kita sepakati bersama, seperti jalan saja, makan dengan pelan, dan menyalami tangan orang dewasa. Tidak perlu bersikap otoriter dengan berkali-kali mengancam si balita, hal ini akan tidak efektif sekali.
Orangtua khawatir menjadi buah bibir orang lain karena anaknya aktif bergerak dan berbicara, tetapi orangtua tidak menaruh khawatir pada kesehatan mata dan perkembangan si balita yang telah kita hambat dengan membungkam kebebasan bergerak dan memilih 'menyogok' dengan gawai.Â