Anak usia dini merupakan tahap kehidupan dimana individu mengalami peningkatan yang signifikan dalam perkembangannya. Perkembangan anak usia dini meliputi berbagai aspek, yaitu: nilai agama dan moral, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik, dan seni. Keberadaan anak usia dini sangat penting, karena masing-masing individu akan mengalami masa tersebut sekali seumur hidup. Anak usia dini memiliki sikap spontan, dalam melakukan aktivitas maupun saat berinteraksi dengan orang lain.
Anak tidak bisa membedakan apakah perilaku yang ditunjukkan dapat diterima atau tidak oleh orang lain, jika orang dewasa seperti orang tua atau guru tidak menyampaikan kepada anak secara langsung tentang perilaku-perilaku yang diharapkan masyarakat, memberikan contoh kepada anak mengenai sikap-sikap yang baik, dan membiasakan anak untuk bersikap baik dalam kehidupan sehari-hari di manapun berada. Namun yang menjadi bahan pertimbangan dalam pembentukan sikap anak supaya menjadi individu yang bersikap baik adalah anak usia dini belum mengetahui banyak hal tentang bagaimana harus berperilaku yang dapat diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu, peran pendidikan sangat dibutuhkan untuk membantu penanaman karakter pada anak sejak usia dini melalui pendidikan karakter.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai perilaku (karakter) yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai sosial, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia paripurna. Pendidikan karakter sejak dini mendorong kepekaan dan tanggung jawab sosial, membangun kecerdasan emosional, serta mewujudkan anak-anak agar memiliki etika tinggi yang dilakukan sejak usia 0-6 tahun.
Pendidikan karakter harus ditanamkan sejak  masih kecil dan melalui proses yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembentukan karakter anak, dibutuhkan kesabaran dan ketekunan pendidiknya yang harus didukung juga dengan keseimbangan antara pendidikan orang tua di rumah dengan pendidikan di sekolah. Pendidikan karakter bukan hanya di lakukan oleh guru tetapi juga orang tua. Orang tua merupakan pendidik utama bagi anak karena dari mereka lah anak mulai menerima pendidikan. Oleh karena itu, orang tua perlu berhati-hati dalam bertindak dan berucap, karena segala sesuatu yang didengar dan dilihat dari orang tua akan ditiru oleh anak. Peran orang tua dan pendidik adalah bertanggung jawab untuk membersihkan lidah anak-anak dari kata-kata kotor dan segala perkataan yang dapat menimbulkan melorotnya nilai moral dan pendidikan.
Berikut adalah nilai-nilai karakter pada anak usia dini:
- Kejujuran
Kejujuran akan mempengaruhi hubungan antara individu satu dengan individu lain. Semakin jujur seseorang, maka mereka akan semakin disenangi oleh orang lain dan lingkungannya. Namun sebaliknya, orang lain dan lingkungan tidak akan menyukai orang yang bersikap tidak jujur dan suka berbuat curang.
- Kedisiplinan
Sikap disiplin akan membantu sesorang untuk mengatur segala hal yang akan dilakukan dalam hidupnya. Kedisiplinan bisa dibina pada anak sejak usia dini. Kedisiplinan dapat ditanamkan pada anak melalui pelaksanaan aturan-aturan yang sederhana seperti perilaku guru yang selalu on time, maupun tindakan lainnya yang menunjukkan bahwa guru tidak menunda-nunda suatu aktivitas.
- Saling Menghargai
Saling menghargai atau toleransi adalah sikap peduli kepada orang lain, memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengembangkan dirinya, dan bentuk kepedulian lainnya yang berhubungan dengan kemanusiaan. Sikap toleransi akan tumbuh apabila anak tumbuh di lingkungan yang menanamkan sikap toleransi kepada masyarakatnya.
- Kemandirian
Kemandirian dapat membantu seseorang untuk mengembangkan diri atas inisiatif sendiri. Sikap mandiri yang dimiliki seseorang dapat mengurangi ketergantungan kepada orang lain. Sikap mandiri pada individu harus ditanamkan sejak usia dini melalui berbagai aktivitas, baik saat berada di rumah maupun di lembaga pendidikan anak usia dini.
Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter yaitu bawaan dari dalam diri anak dan pandangan anak terhadap dunianya sendiri, seperti pengetahuan, pengalaman, prinsip-prinsip moral yang diterima, bimbingan, pengarahan dan interaksi (hubungan) orang tua anak. Proses pembentukan karakter diawali dengan kondisi pribadi ibu-ayah sebagai figur yang berpengaruh untuk menjadi panutan, keteladanan dan idola atau ditiru anak-anak. Sikap dan perilaku ibu-ayah sehari-hari merupakan pendidikan watak yang terjadi secara berkelanjutan, terus-menerus dalam perjalanan usia anak. Pembentukan karakter (character building) dapat di lakukan melalui pendidikan budi pekerti yaitu melibatkan beberapa aspek yaitu aspek pengetahuan (cognitif), perasaan (feeling), dan tindakan (action).
Terdapat 5 metode pendidikan yaitu:
- Pendidikan dengan keteladanan
Orang tua yang telah memberikan keteladanan atau panutan yang baik kepada anak, tidak boleh merasa sudah menunaikan segala tanggung jawab pendidikan anaknya. Artinya keteladanan yang diberikan secara terus-menerus sehingga keteladanan tersebut dapat membentuk karakter anak.
- Pendidikan dengan kebiasaan
Dalam mendidik anak usia dini, seorang pendidik baik orang tua atau guru, dapat meminta seorang anak kecil (anak usia dini) untuk mengulang apa yang telah dia dapatkan dari pendidik berupa praktik yang dilakukan bersama mereka sebelumnya.
- Pendidikan dan nasihat
Pendidikan dan nasihat dapat diberikan melalui suatu kegiatan bercerita. Metode cerita (kisah) ini sangat efektif dalam mendidik anak usia dini, dikarenakan mereka memiliki tingkat penasaran tinggi, sehingga ketika mereka mendengar sesuatu yang baru, mereka akan memperhatikan dengan seksama apa yang dikisahkan oleh pendidik (guru atau orang tua). Di akhir cerita, pendidik dapat menunjukkan hikmah di balik kisah yang baru saja diceritakan, sehingga sejak dini mereka telah mendapatkan nilai pendidikan.
- Pendidikan dengan memberikan perhatian dan pengawasan
Perhatian kepada anak dan mengontrol kegiatan yang dilakukan oleh pendidik adalah asas pendidikan yang utama. Jika melihat sesuatu yang baik, dihormati, maka sang anak akan terus didorong untuk melakukannya. Jika melihat sesuatu yang buruk, maka harus dicegah, dengan diberi peringatan dan dijelaskan akibatnya.
Pendidikan karakter pada anak memiliki dampak penting bagi orang tua, guru, maupun anak itu sendiri. Dampak penanaman dan pendidikan karakter pada anak usia dini dapat membentuk anak dengan kesadaran, kepribadian dan komitmen untuk menerapkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, supaya anak dapat berkembang dengan optimal dalam pertumbuhannya sehingga berbalik dengan anak yang karakternya kurang dibimbing dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H