Meski begitu, unggahan para warganet, termasuk ramalan Rara adalah bentuk interaksi sosial yang dituangkan dalam ruang maya. Penilaian baik dan buruk adalah tergantung pada common sense yang berlaku di media sosial tersebut, maka membekali diri (warganet) dengan literasi digital adalah hal penting untuk catatan bijak bermedia sosial.
Dalam kasus Eril ini, kita dapat melihat interaksi sosial yang begitu kaya dan aktual. Kita bahkan tak dapat membendung komentar yang terbaca baik atau tidak baik akan datang, karena siapapun dapat melakukan apapun dengan media sosial mereka. Termasuk merespons suatu kabar buruk yang ramai di media sosial. Namun, penulis berasumsi rata-rata warganet hanyalah bertindak berdasarkan emosional, mencoba membayangkan berada di posisi keluarga Eril, atau mungkin ada yang pernah merasa kehilangan dengan kasus serupa.
Meskipun teknologi memungkinkan konteks anytime-anyplace, ekspresi belasungkawa melalui media sosial yang dihadirkan melalui teks, grafik, dan fitur-fitur, menggambarkan ekspresi yang lebih bersifat kognitif dan afektif, namun tidak psikomotor yang menjadi komponen penting dari perilaku empati.
