Mohon tunggu...
Philip Ayus
Philip Ayus Mohon Tunggu... -

menjaga kewarasan lewat tulisan | twitter: @tweetspiring.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bang Rhoma Masih Jujur

13 Agustus 2012   03:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:52 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignright" width="300" caption="Cover salah satu album Rhoma Irama/arminss"][/caption]

Siapa sih yang tak kenal Rhoma Irama, si Raja Dangdut? Lagu-lagunya selalu nikmat didengar, karena selain musiknya yang khas melayu, syair-syairnya selalu mendorong pendengar ke arah kebaikan. Boleh dibilang, Bang Haji, demikian pula ia biasa dipanggil, berdakwah melalui lagu-lagunya. Lewat seni, ia mengajak masyarakat untuk menjauhi judi, minuman keras, dan juga menghargai perbedaan suku di negeri ini.

Namun demikian, Rhoma Irama tetaplah seorang manusia yang tak luput dari salah dan dosa. Salah satu yang paling diingat mengenai dia adalah ketika dipergoki sedang berduaan dengan Angel Lelga di sebuah kamar hotel. Apakah dia sedang mengajari (yang kemudian diketahui adalah) istri yang dinikahinya di bawah tangan itu untuk bermain piano seperti salah satu lagunya? Ah, tak usah terlalu jauh kita mengungkit kembali peristiwa itu.

Lalu tibalah “hari naas” berikutnya, yakni ketika dia sedang berkhotbah di sebuah masjid di Jakarta Barat. Mungkin karena Pilgub DKI sedang hangat-hangatnya, dan juga dia berkawan baik dengan Fauzi Bowo--gubernur sekarang yang juga mencalonkan diri kembali dan lolos di putaran kedua, raja dangdut tersebut mengajak jamaah yang hadir untuk menimbang-nimbang masing-masing pasangan calon.

Perkara timbang-menimbang itulah yang kemudian membawanya terseret ke dalam kasus dugaan pelanggaran kampanye. Dia hanya mengajak jamaah untuk membandingkan kedua pasangan calon berdasarkan suku dan agama mereka, yang tentu saja, jika itu dijadikan pedoman pertimbangan dalam memilih calon gubernur, Fauzi Bowo lah yang diuntungkan.

Lalu, seolah kurang puas dengan menyebutkan identitas suku dan agama Ahok yang “berbeda,” Rhoma membawa-bawa identitas agama orang tua Jokowi yang menurutnya beragama Kristen. Apakah Rhoma tahu bahwa sesungguhnya orang tua (ibu) Jokowi bukanlah seorang Kristen? Kita tidak tahu, dan dia tak pernah membuat pernyatan soal itu. Yang jelas, dalam video dakwah yang berdurasi tujuh menit itu, gerak-gerik dan intonasi Bang Haji memang terlihat mendiskreditkan pasangan Jokowi-Ahok yang keislamannya dia ragukan.

Namun demikian, Panwaslu menyatakan bahwa khotbah sang Raja Dangdut itu tidak bermasalah, dalam artian tidak melanggar aturan kampanye seperti yang dituduhkan. Dalam pengertian yang lebih luas, Panwaslu menganggap bahwa keseluruhan video rekaman khotbah yang dilaporkan itu sah untuk dipublikasikan. Karena sebelumnya, media massa hanya boleh menayangkan tiga menit pertama dari keseluruhan video berdurasi tujuh menit.

Bagaimanapun juga, saya percaya, bang Rhoma masih jujur. Keputusan Panwaslu yang membebaskannya dari tuduhan pelanggaran kampanye tak serta-merta membuatnya bernafas lega. Nyatanya, dia masih berpikir untuk memperkarakan penyebar/penyetor video dirinya tersebut secara hukum. Itu artinya, dia sendiri beranggapan bahwa isi dakwahnya tersebut memang kurang baik jika dipublikasikan. Apalagi, sudah sejak awal dia membela diri dengan mengatakan bahwa itu adalah khotbah “untuk kalangan sendiri” (meski itu adalah acara yang terbuka untuk umum).

Saya percaya, Bang Haji masih punya nurani. Perkataannya dalam dakwah tersebut, sekalipun diungkapkan dalam sebuah forum tertutup, tetaplah kurang etis, apalagi mengatakan sesuatu hal yang belum jelas kebenarannya sebagai sesuatu yang seolah-olah benar, yakni seputar agama orang tua Jokowi. Apalagi, itu dikatakannya dalam sebuah forum terbuka—yang mungkin juga disiarkan lewat pengeras suara, sebagaimana lazimnya ceramah di sebuah masjid dengan “bintang tamu” seorang tokoh terkemuka. Saya percaya, jauh di dalam lubuk hatinya, dia ingin segera terbang ke Solo dan memohon maaf kepada ibunda Jokowi atas kekhilafannya, meski tak sekalipun kata maaf terucap dari mulutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun