"Biarlah harga diri kita diinjak-injak, yang penting saya dan keluarga bisa hidup tenang, mengais rejeki di negeri ini... Nasionalisme? Ah, itu kan istilah basi, sudah tak berlaku lagi sekarang, apalagi angkat senjata untuk berperang... Saya cinta Indonesia sebatas ia dapat menjaga kelangsungan hidup saya sekeluarga kok, jadi jangan berharap banyak ya, apalagi meminta saya untuk bergabung mengganyang Malaysia... Itu ide kuno, tahun enampuluhan... Biarkan saja mereka memperkosa kehormatan bangsa kita... Toh, saya tidak merasakan imbasnya...
Kontribusi buat negeri ini? Cukuplah dengan membayar pajak yang harus saya bayar... Saya cuma ingin hidup tenang, tanpa perlu berpikir tentang perang... Untuk apa repot-repot memikirkan (harga diri) bangsa, toh bangsa ini juga tak pernah memikirkan (harga diri) saya... Peduli amat batik mau diklaim kek, kekayaan alam mau dicuri kek, TKI-TKI mau dihukum mati dan yang lain disiksa majikan kek, apa untungnya buat saya? Bagi saya, hidup adalah untung-rugi. Silakan saja kalian berteriak-teriak menebar semangat ganyang-mengganyang, tapi my life will go on... Paling-paling tidak lama kalian akan kecapekan, lalu berhenti pelan-pelan... Nasionalisme? Ah, itu kan istilah basi?"
*Tulisan di atas hanya pemikiran imajiner saya, sama sekali tidak mewakili saya yang sebenarnya :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H