Mohon tunggu...
Ayu Ritmalina
Ayu Ritmalina Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

moviefreak

Selanjutnya

Tutup

Money

Mendag : Impor Beras Tak Ada Penambahan Kuota

27 Agustus 2018   19:16 Diperbarui: 27 Agustus 2018   19:30 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan stok saat ini, Enggartiasto menekankan belum ada keinginan untuk impor lagi. Apalagi masa lebaran sebagai momentum puncak kebutuhan beras sudah lewat.

"Kalau sudah cukup ya sudahlah", kata Enggartiasto kepada wartawan, pekan lalu (industry).

Enggartiasto tidak asal bunyi. Karena data cadangan beras yang dirilis Perum Bulog lewat surat tanggal 9 Agustus 2018 dengan nomor B-1034/11/DO303/08/2018 lalu menguatkan argumen Menteri Perdagangan. Lewat surat tersebut, Bulog menjelaskan bahwa hingga Juli 2018 kemarin stok beras Bulog masih berada di angka 1,861.404 ton. Terdiri dari pengadaan dalam negeri sebanyak 1.331.881 ton dan eks impor 529.523 ton. Dengan stok yang dikuasai tersebut Perum Bulog siap untuk melaksanakan penugasan yang diamanahkan pemerintah

Stok cadangan nasional dinyatakan aman jika Bulog menyimpan 1 - 1,5 juta ton beras. Surat itu langsung ditujukan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI.

Menjaga stok beras nasional di taraf aman adalah tugas pemerintah. Tujuannya agar tidak terjadi lonjakan harga beras yang menjadi kebutuhan pokok bangsa Indonesia. Kalaupun ada pihak-pihak yang menentang impor beras, bisa jadi mereka adalah orang-orang yang memperoleh keuntungan dari naiknya harga beras dan masyarakat yang kesulitan memenuhi kebutuhan pokoknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun